mercredi 28 septembre 2011

Musim Jatuh Cinta???

Well, mungkin kalian agak bingung dengan title yang gue kasih buat nih blog. Nggak usah bingung dan sebaiknya nggak usah repot-repot juga untuk menerawang apa yang ada di pikiran gue ketika menulis blog ini, karena jawabannya sederhana: blog ini berisi curhatan gue selama di kelas 9.

Di kelas 9 gue yang sekarang, entah kenapa gue mengalami gejolak masa muda yang berapi-api *ngutip kata-katanya Rhoma Irama, JLEB* Abisan akhir-akhir ini gue dapet banyak teman yang menyenangkan! Dan kegiatan yang menyenangkan dan guru yang menyenangkan dan nilai ulangan yang memuaskan :D Jadi, "geng" temen gue yang pertama adalah Oe Republik.

Wahahay, mungkin kalian agak bingung yeh dengan nama Oe Republik. Sooo, Oe Republik terdiri dari empat orang dengan Dzalika Nanda Koto sebagai presidennya. Kenapa kami bisa menamai diri dengan nama "Oe Republik"?

Jadi gini, waktu itu kan gue lagi duduk di pojokan, sama Ajeng, Ana, dan Dzalika. Di depan gue ada kelompok cowok absurd yang bisa bikin nih blog nggak laku kalo gue sebut namanya, jadi kita lewatin aja ya. Kalo lo "orang dekat" gue, pasti lo tau gimana sikap gue kalo di dalam kelas dan nggak ada kegiatan... kalo ketemu pulpen dan benda untuk ditulisi, tangan gue gatel.  Akhirnya gue buka label orang di meja Mighfar dan gue corat-coret. Hasilnyaaa?

JENJENG. Tanda tangan yang indah melengkung di sana *nggak ada foto soalnya HP gue baru jadi yah gitu, masih rada norak #benerindasi* Dzalika yang ngeliat pun nggak mau kalah, dia juga corat-coret gitu dehhh. Pas gue baca labelnya.... Gue baru sadar gue udah coratcoret label orang *mules* *brb lompat pager*. Dan pas gue baca belakang labelnya, tertera nama "Abdoel Basit" dengan font dempet-dempet yang gue curigai terinspirasi dari just-to-check-that-you-are-a-human-nya Blogger, Yahoo!, dan kawan-kawannya. Dan di bawah situ tertera tulisan, "Soeboed28". INI MAKSUDNYA APA COBA?!

Kemudian gue langsung heran dengan anomali tulisan ini. Jangan-jangan Basit itu diam-diam adalah reinkarnasi dari orang-orang jaman baheula? Apa emang nama "Abdoel" itu pemberian dari ortunya? *Sumpah, bener-bener nggak punya taste Indonesia yang baik, ckck*. Dan setelah itu Ana yang ngeliatnya langsung ngakak gitu ._. Kayak orang kesambet jin ifrit -____- terus abis gitu, Dzalika bilang ini kayak jaman 50-an gitu. Jaman-jamannya nama "Sukarno" itu Soekarno, "Sumoyo" itu Soemoyo, "Sukardi" itu Soekardi, dan sebagainya. Yang bikin gue nggak ikhlas adalah, nama gue ada huruf U-nya. Esa Khairina Husein. Bayangin kalo nama warisan eyang gue itu "dihias" jadi Esa Khairina Hoesein. Dan... gue jadi kasian sama orang yang namanya "Huk", karena kalau diubah dalam konteks Oe Republik, otomatis namanya jadi "Hoek". Huk yang malang.

Dengan begitu, finally berdirilah kami, bangsa OE REPUBLIK. MUAHUAHAHAHA *tepuk dada kayak gorila*.

Oke, itu cuma ringkasan. "Geng" gue yang baru adalah BWL, singkatan dari Bu Wahyu Lopers. Kalo kalian nggak tahu, Bu Wahyu adalah guru di 12 yang paling gue... fanatikkan. Soalnya gini, tuh guru kalo ngajar lucu dan bikin gue ketawa mulu, walau ancamannya diafragma gue cepet jebol karena ketawa terus, tapi sumpah, otak gue konek banget sama dia. Guru Matematika gue sebelumnya juga seru, Bu Yanti, tapi yang lucu dari beliau adalah, medok tenan tooh Buuu ^^v Dan kalo senyum suka ditahan gitu padahal sih gue yakin dia harus nahan diri mati-matian untuk nggak senyum sama gue, biar nggak dianggap pilih kasih (plis deh yaaa, siapa sih orang yang tahan nggak senyum sama Esa Khairina?).

Anggota BWL adalah anak-anak yang pinter Matematika (amiin), yaitu Rakrya, Senta, dan... gue *cheers!*. Wk bisa dibilang kami adalah anak yang... punya bakat dan kelebihannya masing-masing *pret. FYI, Senta itu temen gue yang pinter gambar dan Rakrya... nope lah. Terlalu panjang bisa-bisa ni blog -___-

Dan.... Gue punya cerita seru. Hari Sabtu kemarin, gue ikut roadshow gitu ke salah satu SDIT di Citayam. Sambutannya meriah banget, anak-anaknya fokus, baik, seru, aktif, pokoknya bikin saya terharu, lah :') Sebenernya sih, gue agak nervous karena "tutor" gue, Kak Aghnia, nanya gue bikin materi apa, padahal pas ditelpon, gue cuma dikasih tau untuk ikut roadshow (?). Jadi pas gue disuruh maju, kok rasanya sepele banget coba, maju ke depan di depan anak-anak SD dan gagap-gagap memperkenalkan diri. Gue putuskan untuk ngasih materi walau kayaknya sih nggak mutu-mutu amat, dan itu FULL-IMPROV TANPA TEKS DAN LATIHAN! *Ngelap keringat di dahi*

Cukup deh tentang "geng", karena kalau kalian liat dari title ni blog, gue pengin ngomongin jatuh cinta. Tapi kenapa gue bikin kalian capek dengan membaca kisah di atas? Karena seperti kata pepatah, "Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian!" Bingungkah Anda dengan pepatah itu? Nggak usah jauh-jauh man, gue aja bingung kenapa gue masukin nih pepatah, nggak ada hubungannya sama sekali -,- Gue cuma pengin di blog kali ini, gue punya pidato pembukaan biar nggak kalah dari Barrack Obama *ehem.

Kenapa gue menamai nih blog dengan "Musim Jatuh Cinta"?

Alasannya gampang, karena gue amatin sih, banyak temen-temen gue yang lagi palling in lop gitu lahhh. Malah gue bikin grafik dan diagram, siapa tau bisa guna buat proyek presentasi IPA *lebih ngaco lagi inimah -_-* Kalian bisa ikutin kok, cara gue, kalo kalian mau dapet bonus potongan angka 1 pada nilai 100 ;) Dan herannya, kok temen-temen gue rata-rata naksir sama cowok yang looks good aja. Maksudnya yang eksis, ganteng, atletis, berbehel dan sebagainya.

Kalo boleh jujur, gue cuma sekali yah naksir cowok dari fisiknya aja. Nggak tau kenapa menurut gue semua itu bukan segalanya. Justru, gue gampang naksir sama cowok pinter.

Pinter nggak harus selalu dapet nilai 100, isn't it? Menurut gue, cowok pinter bisa keliatan dari caranya ngomong, nggak asal njeplak dan jarang ngeluarin kata-kata yang nggak perlu. Cowok pinter juga keliatan dari semangatnya belajar, cara dia ngejawab pertanyaan dari guru-guru, caranya mengacungkan jari tanpa disuruh, ngerjain PR bahkan walau hari sebelumnya mereka nggak masuk. Itu, definisi cowok pinter, menurut gue.

Dan cowok pinter bakal lebih keren dan sempurna kalo mereka "beda" dari cowok-cowok lain. Ini dia kisah orang yang gue kagumi. Karena nggak banget yah kalo ngefrontal di MP, kita andaikan aja namanya "Romeo".

Romeo adalah temen sekelas gue (silakan tebak, dia sekelas sama gue di kelas atau di tempat les :p). Jadi sih dia tuh different aja sama cowok lain. Dari caranya ngomong, gue udah suka. Terkontrol dengan baik. Dan terus kalo denger dia teriak, sumpah ya kuping gue adem, apalagi denger dia jawab pertanyaan dari guru, aduh semriwing lah hati ini~

Kalo istirahat, di saat temen cowok gue yang lain bergerombol jajan ke kantin, atau ngeceng sama pacar masing-masing, dia bakal duduk tenang di bangkunya dan baca buku. Hadirin, berapa banyak cowok era 2011 di dunia ini yang punya pemikiran kayak dia? Kalo udah selesai, baru deh dia ngobrol sama temennya, itupun nggak jauh-jauh dari pelajaran. Dan dia, dia kalo ngerjain orang juga dengan cara yang bermutu, nggak dangkal, nggak gampang ditebak.

Eh, eh, jangan salah lho, gue nggak suka sama dia. Gue cuma kagum sama si Romeo. Gue kagum sama pandangannya, sama caranya bersikap. Dan denger-denger dari temen dekatnya, dia sih arif. Pas dia menjawab pertanyaan dari guru-guru, dia juga arif. Bijak abis. Padahal sih, kalo tampang, jauh abis dari cowok idaman gue, Andrew Garfield. Nggak memenuhi kriteria apapun dari segi tampang. Tapi justru karena kepinterannya ituloh, gue jadi kesirep *tring ting tring*

Kalo udah waktunya beribadah, dia bakal ninggalin tempatnya dan beribadah. Cool abisss, masbro! Dan dia juga murah hati kok hihihi ;;)

Tapi jangan kira semua cewek itu dangkal. Temen gue, Sentani Ayu, dia juga suka sama tipikal kayak gue. Dan temen gue, Ajeng, dia mungkin temen cewek gue yang paling perhatian. Nggak berat sebelah. Berteman sama dia nggak cuma ngomongin hal yang remeh-temeh, saling ledek dan goda, tapi juga ngebahas ulang soal pelajaran di sekolah, curhat, makan bersama,dan ke masjid bareng. Emang keliatannya simpel, tapi gue belum pernah dapet temen yang kayak gitu. Dan gue juga belum pernah dapet temen yang akan bilang, "Lo jatuh dari angkot?! Gwrs yaaa, hati-hati lain kali," kayak Sentani, bahkan lebih khawatir dari gue sendiri. For me, they're moremoremore higher than shallow girls yang bisa lo temuin gonta-ganti gandengan seminggu sekali.

Begitulah kisah gue. Curhatan gue akhir-akhir ini. Bener-bener asyik, kan? Dan... kalian tau, gue beruntung bisa ketemu dengan orang-orang di atas. Nggak cuma bikin dunia gue berwarna-warni, tapi juga bikin hidup gue lebih punya makna *aseekkkk.

Mungkin cukup sekian kali ya. Nantikan post baru dari saya, wahai Echalopers! ;)




(Tanpa tanda tangan),
Esa Khairina.


vendredi 16 septembre 2011

Kelas Baru.... Adaptasi.

Haylooopsss para Multipliers yang berbahagia! Lagi apa kalian sekarang? Baca post yang satu ini, bertopang dagu dan mikir, "Yang nulis nggak pikir seribu kali, ya, sebelum nulis hal gila kayak gitu?" Well well, Echa orang yang blak-blakan! :D

Oh iya, berhubung masih bulan Syawal, minal aidin wal faidzin yaaa, teman-teman semua! :)

Kali ini aku mau cerita tentang kelas baru haiueo. Kalo pindah kelas di sekolah sih, udah lama yaaa, dan males ngetiknya juga, karena terlalu banyak kejadian seru di kelas ^^ Tapi aku baru pindah kelas, naik satu tingkat di French club-ku. Dan... aku dapet kelas IV-B.

Dannn, untuk sekadar info, kelas-kelas di sana diatur berdasarkan nilai gitu. Jadi yang masuk kelas A pasti keturunan Einstein semua dan yang di kelas B mungkin keturunan adiknya Einstein (loh?).

Awalnya sih, aku agak yah... cenat-cenut jugaaa, soalnya aku kepisah dari mae best pren, Refal (die masuk kelas A. Ck. Cukupenvy -_-), Yuna (IV-C), Andra (IV-C), Mirna (IV-E), Yudha (IV-G). Bukan, bukan kenapa-napa sih, cuma gue tipe orang yang agak susah beradaptasi.

Kebanyakan anak kelas IV-B itu adalah anak dari kelas III-D, haha, berarti mereka mengalami peningkatan, yah, ckck. Karena sebelumnya gue masuk kelas III-C, III-Casper, dan lingkungan gaulnya agak deket yah sama III-D, jadi ada beberapa anak yang gue tau, kenal maksudnya. Yang sekelas sama gue dari kelas III-C adalah Djovan dan dia orang yang cukup genius, yeee! \^^/

Tapi alhamdulillah, di kelas ini anaknya sih ramah-ramah dan asyik-asyik, banyak yang pinter, banyak yang eksis, jadi cukup berimbang ^^ Anak pertama yang nyapa gue di kelas ini selain Refal adalah Kirana, haha, soalnya kan dulu pernah sekelas pas tingkat II .__.

Kemudian guru baru masuk dan mengenalkan diri sebagai penanggung jawab kelas. Dan belom apa-apa, dia udah ngatur tempat duduk. Peraturan dari jaman monyet gigit besi yang merupakan tradisi. Tapi yah, gue akuin ide itu bagus juga.

Gue dipindahin duduk di pojok-paling-belakang, di samping gue ada cewek kaleeem banget, dan awalnya gue kira dia nggak enak diajak gaul. Mulutnya mingkem mulu, sih. Maria namanya. Orangnya agak bule gitu terus rambutnya ikal agak pirang. Cantik sangaaaat :) Belom-belom gue rada envy sama dia.

Kalau temen disamping gue kalem, beda abisss sama partner di depan gue. Awalnya gue kira kuping gue bermasalah pas tau namanya siapa. Gani. Nah lho. Namanya kok kayak cowok gitu? .__.

Ternyata Gani itu cuma nama penanya aja. Nama lengkapnya Ganisha Radhisti hoahaha cukupmaludehgue -,- Dia manis sih, cantik jugaaa ;) Ada lesung pipit sama kumisnya gitu wkwk, rambutnya jatoh, lurus, cocok deh buat jadi model iklan sampo yang cuma-disisir-jari itu :P Eit, namanya bagus orangnya cakep, sayang aja ya kelakuannya macho abis. Belom apa-apa, dia ketawa ngakak kayak Kuntilanak keselek gara-gara berhasil masukin buntut cicak ke baju temen gue. Serius, ini jahat banget.

Terus akhirnya kita sering bareng dan mulai kenalan, ngobrol-ngobrol ringan lah. Kemudian obrolan itu harus disela dengan kedatangan Nahla, adek kelas gue di SuperGreen yang kadang nyolot tapi cukup asyik. Dia, Naomi, sama Dina (pacar barunya Refal, prikitiw), nyamperin dan bilang kalo "petinggi' SG dititahkan kumpul untuk meeting dadakan. Gue langsung say goodbye ke temen-temen baru gue dan capcus ke kelas Refal di atas karena ternyata sang ketua belum dikasih tahu, haha.

Di kelasnya, si Refal lagi asyik main iPod, dan di sebelahnya ada cewek pake behel, ada lesung pipit dan berkumis juga kayak si Gani, cuma dia berponi dan bagian bawah rambutnya ikel-ikel gimanaaaa gitu. Dia teriak-teriak geregetan sementara Refal, yang main game, anteng-anteng aja tuh. Pikir gue, "Nih cewek kenapa kerepotan sendiri, sih."

Tapi tanpa ba-bi-bu apalagi nyanyiin lagu "Kasih Ibu" dibawah pohon bambu, gue pun narik Refal untuk meeting. Sekarang yang jadi basecamp SuperGreen adalah waiting room haha. Sebenernya lebih tepat disebut kantin kosong, soalnya banyak penjual makanan disitu, tapi tempatnya tertutup. Di sana, Kak Jesse, Kak Dewa, Kak Dityo, Andra, Yuna, Kak Bregas, dan kakak-kakak "leluhur" kami udah bercokol dan nyorat-nyoret buku (gue punya firasat itu buku fisika, gluk). Ternyata kita cuma ngediskusiin soal peserta calon SuperGreen yang udah ditatar beberapa minggu sebelumnya. Yang diambil cuma sepuluh orang, lima cewek lima cowok.

Nah, nah, gue dan Refal ikut natar beberapa di antaranya, dan flashback pada kelas yang kami tatar *jeng jereng jenjeng....* Tau tau tau?! Adek kelas gue ada yang namanya FADEL juga dan dia BULE KECE! 8-) HOAHAHAHA. Umm, sekian deh.

Tapi bukan si Fadel Geovan satu-satunya bule di kelas yang kita tatar. Ada juga cewek yang namanya Emilia, dia baru kelas II dan dia pindahan dari Cumbria, England. Keren bangettt kan? Dan beberapa minggu lalu dia curhat ke gue kalo bokapnya itu fotografer. Wow

Setelah tiga puluh menit berdiskusi, kita pun balik ke kelas masing-masing walau kelas udah kosong karena tadi cuma perkenalan doang. Gue langsung turun ke bawah dan pulang ke rumah.

Loncat. 3 minggu kemudian.

Setelah beberapa minggu beradaptasi, mulai asyik kegiatan di klub. Errr, gue sebenernya cuma ikut klub kalau nggak capek aja, karena being a 9th grader is so poison-me-just-like-hell.

Dan baru seminggu lalu gue denger kabar kalo Dina masuk rumah sakit karena penurunan fungsi hati. Ya ampun... I'm totally shocked. Refal nelpon gue tengah malem waktu gue masih emoh ninggalin istana dunia mimpi, tapi suaranya gemeteran dan dia hampir nangis. Gue langsung sedih dengernya.