samedi 31 décembre 2011

Angket Bulan di Tahun 2011...

Jenjengjenjeng.... Menurut kehidupan gue sih, ini dia angket bulan dalam dunia seorang Esa Khairina *ehm*, cekidot!

1. Bulan Terngerepotin: Juli-Agustus
Kenapa Juli? Soalnya, Juli kan awal-awal kita masuk. Gue disibukkan aktivitas gue sebagai panitia apa gitu *saking pahitnya sampe nggak gue inget, uhuk uhuk*. Nyatet ini, nyatet itu, belum lagi banyak tekanan dari pihak luar. Jadi emang bulan terngerepotin pantas diberikan pada Juli-Agustus. Selamat yaaa...

2. Bulan Terkonyol: Oktober
Kenapa Oktober gue daulat sebagai bulan terkonyol? Karena emang tuh bulan diwarnai peristiwa-peristiwa konyol yang bikin perut terblender. Gara-garanya: gue kenal Ajeng-Ana-Reggy-Awak-Ravy. Tiada hari tanpa saling ejek, saling gombal, saling ngatain, yang mengakibatkan totally mess-nya hari-hari gue di bulan Oktober. Kesel, seneng, geregetan, semuanya berbaur jadi satu. Ya, kamu benar, seperti gado-gado. Selamat yaaa...

3. Bulan Ter-suck: Desember
Udeh, ya, nggak usah tanya-tanya. Pait banget nih bulan. Pait, pait, pait... cuih!

4. Bulan Termembahagiakan: Juli juga.
Oke, banyak banget hal yang terjadi sepanjang Juli. Prestasi gue di sekolah meluncur bagai mercon, karier menanjak bak panjat pinang, belum lagi *ehm* asmara gue yang bangkit dari keterpurukan. OAHAHA. Selain menangin beberapa lomba, buku kedua gue RESMI terbit bulan itu, dan dari Juli sampai gue nulis post ini, gue di-taken sama mantan gue (sekarang mah bukan mantan lagi) yang break up Desember 2010 lalu. Hehe, mohon doanya ya, kawan-kawan :p Selamat yaaa Juli...

5. Bulan Terdeg-degan: Agustus-September
Itu gara-gara talkshow gue yang pertama di Gramedia Melawai. Nunik yang jadi manajer gue, hahihuheho. Jadi tiap hari gue ke Gramed buat ngecek persiapannya, belum lagi pas show time-nya, walau jujur gue pede banget, sih. Oh iya, Agustus-September juga cocok dianugerahi satu gelar lagi, sebagai bulan TERBOKEK sepanjang 2011 karena setiap gue ke Gramed, tangan gue gatel kalo nggak beli buku, HAHA. Dan belum lagi di bulan itu, gue juga beli Android baru. Selamat yaaa...

mercredi 28 décembre 2011

Believe it or not, Napoleon Bonaparte and Neil Amstrong were Moslems!

Oke, oke, gue tebak sih 50% dari kalian ngebuka post gue yang satu ini karena penasaran, "Beneran tuh, Napoleon Bonaparte orang Islam? Neil Amstrong juga? Yang pertama kali ke bulan itu, kan?" dan 50%-nya lagi karena bingung, "Napoleon Bonaparte itu siapa?"

Saya jelasin pelan-pelan, ya. So, Napoleon Bonaparte itu kaisar besar Prancis yang berhasil membuat dataran Eropa tunduk pada kekuasaannya, kariernya dimulai dengan menjadi tentara ekspedisi Prancis dan berhasil memenangkan peperangan melawan Inggris. Di saat Napoleon baru mencicipi nikmatnya menjadi kaisar, negara Prancis digempur habis-habisan oleh negara lain, karena saat itu memang kondisi politik Prancis lagi nggak kondusif, protes dan pemberontakan di mana-mana *well, bisa gue bilang mirip lah sama tragedi 1998, tapi mungkin skalanya lebih besar*. Tapi apa? Napoleon yang saat itu menjadi pimpinannya, berhasil mempertahankan Prancis, mereka kalah! Pada tahun 1799 ia melakukan kudeta, dan tahun 1804, dia resmi menjadi kaisar.

Sebenernya masih banyak kisah menarik tentang Napoleon, tapi kayaknya butuh bab sendiri buat ngejelasin karena menurut gue, beliau terlalu hebat, terlalu menarik. Saking hebatnya, dia menduduki peringkat 34 dalam daftar 100 Manusia Paling Berpengaruh dalam Sejarah-nya Michael H. Hart.

Satu hal yang gue sayangin, sampe gue kelas 9 sekarang, gue belum dapet pelajaran tentang Napoleon dari Sejarah. Padahal di negara-negara tetangga, beliau adalah tokoh penting. Gue tau itu semua karena sejak kelas 7, Ayah-Mama udah mengenalkan internet sebagai guru keempat, setelah guru di sekolah, Mama, terus buku. Setiap gue ngeliat kata yang nggak gue ngerti di suatu tempat, pasti gue browsing. Gara-gara gue gampang penasaran... tanpa sadar gue hafal riwayat hidupnya Napoleon dan diluar kepala hafal tentang sejarah umum Prancis. Oke, gue mulai nyombong.

Back to the Emperor.

Terus setelah berulang kali gagal, terutama setelah kegagalan Napoleon dalam Ekspedisi Russia, beliau jatuh, dan diasingkan di sebuah pulau terpencil di Samudra Atlantik sampai ia meninggal di tahun 1821. Tapi gue pernah baca teenlit yang judulnya Betsy and the Emperor, di situ dijelasin kalo Napoleon diasingkan ke sebuah pulau bernama St. Helena yang sekarang masuk ke dalam wilayah Britania Raya. Hmm, untuk benar atau nggaknya, gue nggak bisa jamin, deh.

Ada dua hal yang menarik tentang Napoleon, dua hal yang BARU gue ketahui setelah gue tiga tahun ngubek-ngubek internet untuk bener-bener hafal semua sejarahnya. Yang pertama--gue baru baca ini hari Senin kemarin--ada blogger di Kompasiana yang namanya saya lupa, dia bilang kalo Napoleon adalah keturunan... Sultan Hasanudin.

DUAR.

Mingkem, Mbak, mingkem.

Oke, jadi kalo dijelasin lagi, cucunya Sultan Hasanudin bernama Daeng Ruru dan Daeng Tulolo (yang nama Eropa-nya jadi Louis Pierre de Macassart & Louis Dauphin), dibawa tentara Prancis dan menetap di sana, terus jadi moyangnya Napoleon. Clue-nya, postur tubuh Napoleon emang--maaf ya, Om--standar, nggak setinggi rata-rata orang Eropa.

Yang jelas, sih, gue nggak tau itu bener atau nggak. Kalau misalnya bener, tentu dong beritanya udah beredar dari mulut ke mulut, tapi gue aja baru denger sekarang. Namun kalo misalnya bener, widiihhh kita wajib berbangga diri karena salah satu orang terhebat dalam sejarah adalah keturunan Indonesia! Bisa gue ulangin? Keturunan INDONESIA.

Satu lagi yang menarik tentang Napoleon adalah fakta kalau dia adalah seorang Muslim, dia memeluk Islam dan meninggal sebagai seorang Muslim. Yang ini juga bikin gue galau semaleman, gara-gara sebulan sebelumnya gue baca buku travel-sejarah bernuansa Islami berjudul 99 Cahaya di Langit Eropa. Jadi di situ dijelasin kalo Napoleon adalah Muslim. Mungkin sampe sekarang gue bakalan ragu, kalo hari Senin gue nggak nonton acara dai gitu di TV One, dan salah satu kontestannya dengan gamblang nyeletuk, "Napoleon Bonaparte dan Neil Amstrong adalah Muslim." Gue langsung buka internet dan nyari kebenarannya. Ternyata di dunia luar, beritanya udah heboh sejak tahun 2008. Cuma mungkin karena di Indonesia, Napoleon sendiri adalah sosok yang tabu, jadi berita kayak gitu nggak penting, kali, ya *maaf terlalu sinis*

Daaan kejutannya adalah, artikel-artikel di Google yang ketemu hampir semuanya berbahasa Inggris *langsung buka kamus*. Berbekal kamus dan percaya diri selangit karena *ngerasa* udah bisa, gue baca deh tuh artikel.

Gue kutip kata-katanya Napoleon yang diterbitin di majalah Singapura edisi Oktober 1936, majalah Genuine Islam *NB: ini cuma sebagian aja yang gue kutip, soalnya panjang, hehe*

"Surely, I've told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I'm a Unitarian Musselman and I glorify the Prophet Muhammad and that I LOVE THE MUSSELMANS.

"In the name of God the Merciful, the Compassionate. There's no god but God, He has no son and He reigns without a partner."

Bingung ya? Gue aja yang baca juga rada bingung, HAHA. Tapi di artikel lain, ternyata ada juga yang ngulas tentang keislamannya Napoleon. Telat banget! Giliran gue udah baca ribet-ribet, eh nggak taunya ada juga versi Indonesia-nya.

Pada masa itu, sih, banyak yang nggak percaya kalau Napoleon itu Muslim, dan pada nuduhnya dia melakukan itu untuk mengambil hati warga Mesir tempat dia melakukan ekspedisi. Tapi kalo kalian udah baca 99 Cahaya di Langit Eropa, kalian nggak akan ragu kalau Napoleon benar-benar ngelakuinnya atas dasar kesadarannya.

Jadi Napoleon membangun Axe Historique atau garis imajiner yang membelah kota Paris. Banyak bangunan penting Prancis dibangun lurus di garis itu, sebut aja Monumen du Carrousel, Obelisk Luxor, Arc de Triomphe--yang dia bangun untuk memperingati kemenangannya--dan La Grande Arche de la Defense. Dan Axe Historique dibangun menghadap Mekkah, kiblat. Arah paling istimewa bagi Muslim di seluruh dunia.

Dan kalian tahu sebutan lain bagi Axe Historique?

Voie Triomphale.

Jalan Kemenangan.

Nah, nah, masih ragu juga? Itu sih, terserah kalian. Sesuai title blog gue, I just wanna speaks up my mind!

Oh iya, masih ada satu tokoh lagi yang perlu kita bahas. Si hebat Neil Amstrong, orang pertama yang menginjakkan kaki ke Bulan. Konon, jejak kaki Amstrong tetap ada di bulan, lho, sampai sekarang, berhubung di Bulan itu hampa udara dan nggak ada angin, ujan, badai, petir, puting beliung.

Jadi, jadi, jadi, gue jelasin secara singkat aja ya, berhubung gue juga udah ngantuk. Jadi, katanya sih Neil Amstrong dapet hidayah. Jadi di Mesir, dia denger suara adzan, dan dia bilang ke temennya kalo itu suara yang sama dengan suara yang dia dengar ketika dia ada di bulan.

Setelah itu dia dapet hidayah dan memeluk agama Islam. Kok indah banget ya, ceritanya? Subhanallah sekali, Bulan dan Bumi yang terpisah jarak ratusan tahun cahaya, namun suara adzan kedengaran di sana!

Tapi banyak juga yang ngeprotes cerita ini, katanya sih, di pencerita cuma ngarang-ngarang aja. Gue sebagai Muslim, stay positive aja, hehe :D

So, do you believe it? It's up to you!

How to enjoy your life...

Oke, ehem, halo teman-teman semuanya, jumpa lagi dengan saya di post yang baru. Sebelumnya, maaf ya lama nggak update, soalnya akhir-akhir ini banyak problem, jadi jangankan buat nge-blog, buat makan aja sampe harus diingetin dulu. Singkatnya: gue lebih pikun kalo lagi stres.

Btw kenapa gue jadi curhat gini....

Hoahaha, jadi awalnya gue terinspirasi bikin nih post, tadinya gue ngestatus dan nge-tweet, kalo nggak salah isinya gini, "Hidup cuma sekali, jadi jangan dibikin ribet. Enjoy aja :D." Di twitter, cukup banyak yang RT *alhamdulillah RT-nya bukan versi mention*, tapi di FB, ada temen cowok gue yang komentar pake nyebutin lengkap alam tempat kita pernah stay di dalamnya.

Belom apa-apa gue udah ngegerutu, "Status-status gue ini, kenapa juga eloh yang ribet?"

Well, tapi gue menghargai perbedaan *ehem :p* Di dunia ini, ada jutaan suku bangsa, puluhan macam agama, ada jutaan jenis bahasa, tapi kita semua menerimanya. So, kenapa gue nggak menerima pendapat si pengomentar status?

Tapi mau gue tegasin di sini, yang gue maksud dengan "hidup cuma sekali", maksud gue, hidup sebelum kita keluar dari rahim ibu sambil oek-oek, sama hidup setelah kita lengser ke balik papan, itu nggak dihitung. Kenapa? Karena menurut gue, di sana nggak ada bittersweet-nya, (trenslet: pait-manisnya), cuma di alam dunia aja ada. Dan kita ngerasain.

Sekarang pake logika deh, saat lo masih di dalem kandungan ibu lo, pernah nggak lo senyam-senyum kayak orang gila gara-gara overdosis cinta? Pernah nggak lo nangis uhuk-uhuk ngabisin bergulung-gulung tisu saat tau si doi udah ada yang punya? Nggak pernah kan, tapi di dalem kehidupan kita sekarang *apalagi gue lagi berkembang dalam fase remaja yang penuh pergolakan, cieh* kita pasti ngerasain. Manusiawi banget mah itu. Eh, ralat, deng, bukannya manusiawi, karena bukan cuma manusia aja yang ngerasain, tapi hewan juga ngerasain. Jadi umm, namanya apa ya? Manuwani? *jleb*.

Oke, lanjutkan.

Saat kita udah meninggal nanti, terus kita dimakamin, terus pada langkah kaki ketujuh orang-orang yang mengantar kepergian kita menjauh, terus kedua malaikat Munkar dan Nakir datang, terus menghakimi kita atas perbuatan kita... masa iya saat itu kita mikirin sang racap lagi apa di dunia? Nangis atau malah udah nyari gebetan baru? Kan nggak mungkin. Banyak yang bilang kalau manusia itu nggak luput dari dosa, khilaf, tapi wa'allahu alam, cuma Allah yang berhak nge-judge perbuatan umat-umat-Nya, kan? Tapi katakanlah, banyak manusia yang berdosa, entah itu setitik debu atau segede Disneyland, cuma Allah yang tahu, betul?

Begitu juga ke fase-fase yang berikutnya, mulai dari kiamat kubra, terus Yaumul Ba'as, sampe dikumpulin di Padang Mahsyar, diawasin setiap gerak-geriknya sama malaikat, dan di sana pasti udah huru-hara banget. Masa iya pas kita lagi antre di antara makhluk-makhluk Tuhan, menunggu nama kita dipanggil dan tangan-kaki-mulut bersaksi, masa kita mau mikir, "Kan udah kiamat, berarti mal-mal di Jakarta udah pada ancur, dong? Anjrittt, dress gue belom sempet gue pake pula!" kan nggak mungkin.

Sekarang kita kembali ke masa kini. Di alam dunia inilah, kita bisa ngerasain segala macam perasaan. Senang, sedih, marah, kecewa, cemburu, de-el-el, semua itu cuma hati kita yang tau. Kadang kita sering mikir, kehidupan si A yang supermodel kayaknya seru banget; kehidupan si B yang bintang iklan kayaknya glamor banget; kehidupan istrinya Gayus kok enak banget; dan lain sebagainya. Stop thinking about that, karena hasilnya sia-sia dan cuma bikin lo nggak mensyukuri yang udah Tuhan beri. Coba, sekarang kita pikir dari segi keenggakenakan hidup mereka, misalnya, si A mesti puasa dua bulan dulu sebelum bisa lenggak-lenggok di catwalk; si B mesti vermak wajah tujuh kali dulu sebelum bisa nongol di majalah-majalah; istrinya Gayus sekarang jadi buronan parpol dan walau belum dipenjara, siapa sih yang mau tinggal di suatu negara tapi terisolasi dari temen-temen dan keluarga? Kalian mau? Gue sih enggak.

Jujur, gue sering ngebandingin sisi enak hidup seseorang dengan sisi nggak enak hidup gue. Kok kayaknya si C enak banget sih, kok bisa ya dia nerbitin selusin buku dalam waktu dua tahun? Kok kayaknya si D enak banget sih, udah cakep-pinter-tinggi, pacarnya mirip Tom Cruise pula! Kok kayaknya si E enak banget sih; kok kayaknya si F asyik banget sih; kok kayaknya... dan lain-lain. Gue pernah baca di mana gitu, gue lupa, dan sayangnya gue nggak bisa ngutip karena tuh quotes pake Bahasa Inggris, HAHA. Pokoknya intinya, kalo mau menikmati hidup, lo bandingin sisi nggak enak hidup seseorang, dengan sisi enak dari hidup lo. Percaya deh, lo pasti akan ngucap hamdallah berkali-kali.

Percaya nggak, setiap orang, siapapun dia, pasti hidupnya juga ada sesi atas dan sesi bawahnya, sama kayak kita. Mau dia anaknya Barrack Obama, kek, cicitnya Ratu Elizabeth, kek, sepupunya Pangeran Arab, kek, tetep aja, mereka juga pasti ngerasain bittersweet dalam hidupnya. Dan lo tau satu hal? Kebahagiaan itu ada di mana-mana, nggak susah didapetin, cuma tergantung dari sudut kita memandangnya. Semuanya itu tergantung kita, loh. Contoh, lo dikasih Ferrari buat hadiah ultah, kalo lo mikirnya, "Yah, masih kalah sama si anu dong, dia kan punya Lambhorgini..." (yang ini, kalo itu gue, gantung gue kalo gue nggak dilelepin sumur sama nyokap saat itu juga), sampe onta punya habitat baru di Kutub Utara juga, lo nggak bakal ngerasain bahagia. Karena pikiran lo negatif mulu. Tapi contoh, saat lo dikasih, misalnya, iPhone Apple, dan lo mikir, "Alhamdulillah, walau diluar sana masih banyak yang lebih canggih, tapi seenggaknya masih banyak temen gue yang make Nexian, yang make BB *buatan Bakrie* juga nggak sedikit..." pasti lo bersyukur. Eh, tapi inget loh, bersyukur jangan dijadiin alesan buat kita jadi takabur. Nah, nah, kalo kita udah mulai takabur, baru deh kita mikir pake sisi negatifnya, bahwa diluar sana MASIH BANYAK yang lebih dari lo. Mau sepinter apapun lo, diluar sana pasti banyak yang lebih pinter. Mau sekece apapun lo, diluar sana pasti banyak yang lebih kece, bahkan nggak kecil kemungkinannya kalo lo nothing kalo dibandingin sama mereka.

Intinya, kalo lo mau bahagia, bersyukurlah, tapi jangan takabur. Ibaratnya, andai lo astronot, melayanglah di tengah-tengah galaksi, jangan terlalu ke bawah karena lo bakal gampang ketarik gravitasi, tapi jangan terlalu ke atas juga karena bakal susah buat balik *ini asosiasinya bener apa ngawur, yah? Tapi ya udahlah, gue kan cuma blogger biasa yang nggak luput dari kekurangan :p*

Btw, ini sih ada beberapa cara pribadi gue nikmatin hidup, hehe, semoga bisa bermanfaat yah, kalo kalian nyoba-nyoba terapin :) :p

  1. Bersyukur. Nah, yang itu tadi. Bersyukur adalah cara utama buat kita untuk nikmatin hidup. Karena udah gue jabarin dari A ke Z dan dari Z ke A lagi, nggak gue re-write, ya, capek...
  2. STOP COMPARING YOURSELF! Nah, yang ini, nih. Hari genee, masih jaman ngebanding-bandingin diri kita sama orang lain? Mereka ya, mereka, gue ya, gue. HP mereka smartphone sedangkan lo masih megang BB, so what? Kan udah gue bilang, setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan, tapi kadang virus minder itu emang bisa jder di mana aja, jadi triknya, selain ngebandingin kekurangan mereka dengan kelebihan lo, kita sadar kalo kita selalu punya potensi lebih dari mereka. Misalnya, si A pinter Matematikanya udah 11/12 sama Einstein, terus kenapa? Emangnya dia bisa dapet nilai 100 dalam Sejarah kayak lo tanpa belajar? :p wk, tapi tetep aja, jangan sombong, riya, takabur, atau terserah deh apa yang mau lo bilang. Confidence, aja, tapi standar-standar saja kadarnya, oke?
  3. "Alah, masih banyak yang lain...." Kadang, ada fasenya ketika kita rapuh serapuh-rapuhnya, hancur sehancur-hancurnya, mau nangis sejadi-jadinya, karena sesuatu nggak sesuai dengan harapan kita. Jujur, gue juga baru ngalamin, jadi gue ngerasain banget, hehehe. Inget, loh, apapun yang terjadi, ini semua udah rencana Tuhan, dan rencana Tuhan itu nggak pernah jelek. Dia selalu tahu apa yang lebih baik untuk kita, karena cuma Dia yang tahu kedepannya kita kayak apa. Contoh, gue ambil dari curhatan temen gue (dan curhatan gue sendiri, sih, hehe). Contoh, lo udah belajar mati-matian, belajar sampe keliyengan, ikut beragam kursus dan les yang bikin kepala lo cenut-cenutan, tapi nilai rapor masih jauh dari bayangan. Don't worry, karena kesempatan masih ada di depan mata, dan kita nggak boleh menyia-nyiakannya! Jangan paksain lo untuk "berdiri" di saat lo masih pengin "jatuh" loh, tapi. Waktu lo lagi pengin nangis, nangis aja, itu wajar, kok, manusiawi. Tapi nangisnya jangan overdosis, dan kita harus bangkit lagi! Di semester berikutnya, kita harus lebih baik lagi! Tapi inget, kalimat, "Alah, masih banyak kesempatan yang lain...." jangan lo jadikan alasan yang bikin lo lebih males dari sebelumnya. Keep spirit, lah! Dalam contoh yang lain, misalnya lo cowok, dan lo diputin cewek yang lo sayaaang banget, mukanya secakep Miss Universe, bibirnya seseksi Angelina Jolie, bodinya sekeren Kate Moss, don't worry! Masih banyak kok, yang lebih cakep, lebih seksi, lebih keren! Ingat, "Ketika Tuhan mengabulkan doamu, artinya Dia sayang padamu. Ketika Tuhan lama mengabulkan doamu, artinya Dia ingin menguji kesabaranmu. Ketika Tuhan tidak mengabulkan doamu, artinya Dia punya sesuatu yang lebih baik untukmu." Yuk, yuk, ah, berdiri lagi, nggak pegel apa duduk terus? ;)
  4. Ingat keluarga, ingat pacar, ingat orang-orang yang kamu sayang. Ini salah satu faktor yang berpengaruh. Saat kita down karena sesuatu, pasti orang-orang di atas deh, yang selalu megang tangan kita erat-erat, bantu kita untuk bangkit, terus mengarahkan kita supaya kita nggak tersesat di jalan yang salah untuk kedua kali. Dan sebagai wujud terima kasih, kita wajib memperlihatkan yang lebih baik kepada mereka! Waktu kita mau nangis banget nih, tapi tempatnya nggak pas, coba inget saat lo dibikin ngakak sejadi-jadinya sama adek lo. Inget saat lo main kuda-kudaan sama bokap dan lo digendong ke mana-mana, reaksinya bomm banget loh! Kalo kurang manjur, coba lo inget muka *ehm* doi. Inget deh cara dia senyum, cara dia ketawa, cara dia natap lo dengan mata menyala-nyala *brb jedotin kepala ke tembok*, pasti lo akan senyum lagi, yah, walau lo bahagia karena kebahagiaan simpel yang nggak ada hubungannya sama situasi sekarang, sih. Terus inget deh muka mereka, dan kalo lo udah di rumah dan inget sama kejadian yang bikin lo pengin nangis, menangislah, Nak, tapi ya kayak tadi. Jangan lebai. Jangan overdosis. Jangan jadi ratu drama.
  5. Bad memories, gone! Good memories, come! Selalu inget saat-saat yang bikin lo senyum, saat-saat yang bikin lo bahagia. Yang buruk-buruk? Bakar aja! Cuma nyapein diri sendiri, tau nggak. Dan satu lagi, ketika hidup lo lagi rumit, lo selalu inget kalo selalu ada sisi kehidupan lo yang bikin lo bahagia. Misalnya, lo jadi berantem mulu sama sahabat, tapi inget, di rumah selalu ada Mama, Papa, adek, bahkan pembokat yang selalu bikin lo ketawa.
Nah, gimana, gimana? Itu sih cuma cara gue aja, hehe. Cara-cara setiap orang kan, beda-beda. Siapa tau cara kalian lebih simpel dan variatif. So, enjoy your life, you just live once, loh! Dan saat kita udah kembali, kita nggak akan bisa balik lagi ke dunia.

28/12/2011.
Esa Khairina H.

jeudi 22 décembre 2011

Unspoken words I wanna say to my parents

Bayangkan, bila suatu hari,
Tuhan memanggil kedua orangtuamu.
Kau yang berada di sekolah, ditelpon dan pulang.
Dan kau melihat raga dua orang yang kaucintai terbujur kaku.

Apa kau sudah memikirkan kebaikan mereka selama ini?
Apa kau sudah membalas segala pengorbanan mereka selama ini?
Apa kau sudah menghitung jumlah tetes keringat yang mereka keluarkan demi membesarkanmu?

Mama, jika bukan karenamu,
aku tak akan bisa duduk di sini dan menulis puisi ini.
Jika bukan karena kedisiplinanmu,
aku tak akan tahu satu tambah satu sama dengan berapa.
Jika bukan karena ketegasanmu,
aku akan jadi anak lemah yang mudah ditindas.
Jika bukan karena kasih sayangmu,
aku tak akan sekuat ini.
Tapi biarkan anakmu yang kuat ini menangis, Ma,
memikirkan apa yang telah kaukorbankan,
namun belum bisa kubalas sepenuhnya.

Kau selalu memasakkanku makanan walau aku sering tak memakannya.
Kau selalu menyelipkan doa di tiap sujudmu, walau aku sering malas mengangkat tangan untuk mendoakanmu.
Kau selalu berkata, "Hati-hati di jalan, Nak," sebelum aku berangkat sekolah, namun di jalan, aku mengabaikan pesan-pesannya.

Saat aku masih bayi, kau yang selalu berada di dekatku,
waktu aku yang lemah ini tertidur dibalik kaca dingin inkubator.
Dan saat aku sakit, kau yang akan begadang walau matamu sudah mengantuk,
demi merawatku, memastikanku tetap stabil.

Sembilan bulan kau mengandungku,
dua tahun kau menyusuiku,
dan sampai sekarang, kau masih merawatku.
Namun kau tak meminta imbalan, TAK PERNAH.
Kau hanya berharap putrimu yang manja ini bisa menjadi orang yang berguna,
bisa menjadi ahli yang terbaik di bidangnya.
Maafkan aku, Ma, karena aku belum bisa menjadi yang terbaik untukmu.
Tapi suatu saat, aku janji aku akan....

Dan Ayah, jika bukan karenamu,
aku tak akan mempunyai daya untuk menulis puisi ini.
Jika bukan karena ilmumu,
aku tak akan berpikir kritis,
aku tak akan berdiri tegak kala bicara di depan majelis.
Jika bukan karena kebijakanmu,
aku akan jadi orang kejam tak berperikemanusiaan.
Tapi biarkan putrimu yang kritis ini menangis, Yah.
Memikirkan tenaga yang kaukeluarkan demi kebutuhanku,
yang belum kubalas seutuhnya.

Kau selalu menasihatiku walau aku sering mengabaikannya.
Kau selalu mengingatkanku untuk shalat, belajar, dan mengaji walau kujawab, "Nanti, ah," sebagai balasannya.
Kau selalu mengantarku ke mana-mana, menungguku,
dan saat aku menoleh, kau masih ada di sana, di belakangku.
Membuatku merasa aman dan terlindungi.

Saat aku masih kecil, aku selalu bermanja padamu.
Aku selalu menangis tiap kau tak ada.
Aku selalu mengadukan kekesalanku, dan kau selalu ada untuk merangkulku dan menenangkanku.

14 tahun kau membanting tulang untukku.
Tak terhitung tetes peluh yang kau keluarkan untuknya.
Kau selalu bangga tiap kau berkata, "Ini anakku, dan dia akan lebih hebat dari ayahnya kelak."
Dan Ayah, bila kau tidak membisikkan kata-kata syahadat,
yang kauselipkan di dalam kumandang suara adzan ketika aku lahir,
mungkin aku adalah manusia ateis tanpa agama.
Yang tersesat di jalan kehidupan nan berliku ini.
Tapi kau yang mengarahkanku, kau menuntunku.
Kau-lah horizonku, Yah.
Maafkan aku, Yah, aku belum bisa lebih hebat darimu.
Tapi pegang kata-kataku, suatu saat aku pasti melakukannya....

Ma, Yah, sejuta kata-kata tak akan mengimbangi rasa cintaku.
Sejuta rangkaian kalimat tak akan menandingi rasa terima kasihku.
Maaf, untuk sekarang hanya ini yang bisa kuberikan.
Tapi percayalah, suatu saat,
aku akan jadi yang terbaik,
aku akan jadi lebih baik.
Dan kalian akan menangis haru,
lalu berucap bangga, "Dia Esa Khairina dan dia putriku."


Dedicated to my parents, especially my mother.
Happy Mother's Day, Mom, and all Mothers in this whole world =)

22/12/2011
7:13 a.m.
Esa Khairina.

mercredi 21 décembre 2011

Is it hard to be an inspirational person?

I've ever seen some person in my life, and they are really different person. Oh, you might see them too in your life, but however, I rarely watch people like them. No, of course they're not doing something like "loncat dari balkon" to make other people--like me--scream. I admire them because they're so talented and they can open other people's mind, they can open other people's eyes, and see the world from their point of view.

First, wew, I won't mention her name in this site haha, nanti ketahuan kalo gue sering stalking dia soalnya, HAHA. So, call her as B. B stands for beautiful, because for me she's really beautiful (NOT ONLY her face, but her attitude and her mind too). B is my friend, and her father is my father's colleague. Well she's ALMOST traveling around this whole world, she follow her dad to work in other countries. She has studied in Austria, Paris, Italy, Germany, Russia, and now... Brussels. Could you imagine how envy I am? Around the world is my dream--our dream, too. A lot of my friends says like, "Hey, B, how lucky you are!" but some people who dislike her happiness says, "But you can't speak in other languages except English, aren't you?"

And maybe a week ago, she texted me, "Echa, open my site! www.xxx.blogspot.com!" and surely I opened it. In her site, she explain her mind about her life, she said, "Maybe it's not as easy as you see, but enjoy the life, you just live once!" and about moving from a country to another, she was like, "Take the risk easy. Other languages? Ohhh, you can learn it after you move!" and she also said that you can enjoy your life, whatever happen. God always have a reason behind His plan, why do He make you happy, why do He make you cry. All you have to do is take it as "berkah", not "musibah". And she also says, "Bersyukurlah!"

Second, wew, she's my senior haha, I call her that. She's so talented in writing and everytime I see her story/her blog, I always wondered, "Why can she thought it so deeply?" Seriously, she was born in 1995 but I felt like I read a-25-yo-mature-woman's story. She got scholarship in Aussie for a year and I'm REALLY proud of her, even though she doesn't know me--maybe she does, but I'm sure she only knew my name, not about oh-really-I'm-your-fan-and-I-like-all-your-story-in-your-blog. Haha. And a sentence I like from her blog is... "Hidup itu harus nekat! Jangan takut, semuanya udah ada yang ngatur."

And suddenly, I felt I was braver after I read these words.

And last, maybe she's my favourite author! :P Haha I've read her TeenLit novel in library--but what a pity, I cannot borrow it cause holiday will come soon!--and I laughed, but I thought that novel is so deep. I mean this novel has a deep meaning. It's about how to be yourself, how to be proud of yourself, and this is your life, you can do whatever you want if you like to, and even you're a teenager, you don't have to join them who different from you. The novel speak about, "This is you, and if you wanna be a special girl, be a special girl in your own way, not theirs." Dan novelnya juga ngulas tentang gimana kita mengembangkan potensi kita di bidang yang positif. What a meaningful book!

(Oke, satu hal tentang buku ini. Dulu gue udah bangga banget karena bisa nulis dua buku--dan respon pembaca alhamdulillah baik-baik--tapi begitu baca buku ini, suddenly I feel nothing if you compare me with its author. But, THIS IS ME! Yeah I should be better tomorrow, but of course, I should be better in my own way :3, and just let it flow).

You know, I wanna be like them. But haha, I've learned new things from them and I'll be as great as them in my own way--or maybe I can me more than them, I wish, aamiin. This is where I start, I'll try my best to be great in my own way, I promise someday I can make you, and they, says, "Oh, look, it's Esa Khairina and she's an inspirational person!" and it'll better if you say, "She open my mind, I'll try my best in my own way."

Why can't I? And, why can't we?

21/12/2011.
Esa Khairina.

It hurts when your bestfriends treat you like you're just a shadow. Like you're unseen.

So don't you worry your pretty little mind.... People throw rocks at things that shine but they can't take what's ours (:

vendredi 16 décembre 2011

Aturan "Unik" di Sekolah

Rok nggak boleh di atas lutut, dilarang pacaran di sekolah, kaos kaki harus berwarna putih. Itukah peraturan di sekolah yang sering bikin kita mengeluh? Hmm, sebelum bete karenanya, coba baca peraturan unik di beberapa sekolah di dunia ini.

- Jepang
Ada beberapa sekolah di Jepang yang nggak hanya baju, tapi juga underwear para siswanya harus seragam. Sekolah lain ada juga yang membuat peraturan siswanya nggak boleh nonton bioskop dan main games tanpa izin dari sekolah.

- Barnet, London
Di salah satu sekolah di Barnet, London, muridnya dilarang untuk menguap di dalam kelas. Bahkan kalau sampai ketahuan menguap sebanyak 3x, mereka akan langsung dikeluarkan dari kelas. Huhuhu, kejam!

- Bangladesh
Jangan coba-coba mencontek kalau kita sekolah di negara yang berbatasan dengan India dan Myanmar ini. Karena hukumannya nggak hanya berhadapan dengan guru, tapi langsung masuk penjara.

- Cina
Luolang Elementary School di Cina bagian selatan ini mewajibkan semua muridnya untuk memberi hormat kepada semua mobil yang mereka teumi saat perjalanan dari rumah ke sekolah, dan sebaliknya. Tujuannya adalah untuk mengurangi banyaknya kecelakaan yang menimpa anak-anak.

Goddes of Love :3

Dalam cerita legenda di beberapa Negara, ada dewa dan dewi yang dipuja karena dipercaya memiliki kekuatan dan kemampuan mewujudkan sesuatu. Salah satu yang paling dipuja adalah dewi cinta karena dewi ini konon katanya bisa menyatukan cinta pasangan manusia. Nah, berikut beberapa dewi cinta yang kehebatannya sudah melegenda.

Aphrodite.
Dewi cinta dan kecantikan dari legenda Yunani kuno ini sering disebut-sebut sebagai dewi tercantik di negeri para dewa, Olympus. Dewi yang memiliki singgasana dari kulit kerang ini dikenal handal dalam membantu manusia menemukan cinta sejati. Salah satu yang sukses ditolongnya adalah Hippomenes, pangeran kota Onkhestos yang berusaha memenangkan kompetisi mempersebutkan cinta Atalanta, putri Raja Iasus. Aphrodite memberikan apel emas kepada Hippomenes agar dia bisa mengalahkan Atalanta dalam lomba lari.

Hathor.
Hathor adalah dewi cinta, kecantikan dan kesuburan dalam kepercayaan Mesir kuno. Dewi Hathor juga dianggap sebagai ibu dari para dewi Mesir. Karena itu dia sangat dipuja dan dihormati sebagai pelindung para ibu. Keseluruhan tubuh Hathor menunjukkan posisi penting yang dia lambangkan. Tanduk dan matahari di atas kepalanya menunjukan kalau dia adalah ibu dari para pemimpin (pharaoh). Sepasang tangan dan kakinya yang berbentuk tegap melambangkan pilar penopang dunia, seperti ibu yang menopang keluarga.

Freya.
Dalam legenda Eropa kuno atau bangsa Viking, dewi Freya sangat dihormati sebagai lambang cinta dan kecantikan. Cewek-cewek Eropa kuno sering memohon kepada dewi yang wajahnya mempesona seperti peri ini agar mau memberikan sedikit kecantikannya kepada mereka. Tapi, yang bikin Freya sangat dipuja adalah karena dewi ini dipercaya mampu melindungi para prajurit Viking yang sedang berperang sehingga bisa kembali ke keluarga mereka. Makanya saat suaminya sedang berperang, para istri selalu berdoa ke kuil dewi Freya.  

sumber: www.gadis.co.id

Kota-Kota Terpencil di Dunia

Karena transportasi sekarang sudah sangat maju, kita bisa pergi ke tempat mana pun dengan mudah. Naik mobil, kereta, kapal atau bahkan naik pesawat terbang. Tapi, ternyata masih ada lho tempat-tempat di dunia ini yang susah banget dijangkau. Saking susahnya, kelima tempat ini sampai disebut tempat paling terpencil di dunia.

Ittoqqortoormiit, Greenland
Terletak di Greenland, kota Ittoqqortoormiit hanya dihuni kurang lebih 500 orang. Padahal luas wilayahnya hampir sama dengan Inggris. Sayangnya, kota ini terletak di pesisir pantai yang dikelilingi oleh laut-laut yang hampir selalu beku. Hanya 3 bulan dalam setiap tahun, laut-laut sekitarnya dapat dilalui perahu. Walaupun ada bandara 40 km dari wilayah ini, penerbangan ke sini pun sangat jarang. Alhasil, sangat susah buat pergi ke tempat ini!

Pitcairn Island, Samudera Pasifik
Pulau yang berada di Samudera Pasifik dan berlokasi cukup dekat dari Tahiti ini milik kerajaan Inggris. Pulau ini hanya dihuni oleh kurang lebih 50 orang, yang merupakan keturunan dari kru kapal HMS Bounty, yang singgah di pulau ini pada tahun 1789 dan memutuskan untuk tinggal di sana. Satu-satunya cara untuk sampai ke pulau ini adalah dengan naik perahu selama 10 hari dari New Zealand.

Alert, Nevada
Berada 805 km di bawah kutub Utara, Alert bukanlah tempat yang nyaman buat ditinggali. Soalnya suhu tertingginya bisa mencapai -40 derajat Celcius, sih! Kota besar terdekat dari desa ini adalah  kota Quebec yang berada 4.185 km jauhnya. Walaupun punya bandara, kota ini jarang sekali menggunakan bandaranya karena cuaca yang nggak mendukung.

Motuo County, Cina
Motuo County adalah wilayah kecil di daerah Tibet yang kaya dengan aneka flora dan fauna dan belum terjamah kehidupan modern. Gimana nggak? Untuk mencapai tempat ini, kita harus berusaha keras melewati dinginnya beberapa daerah di Himalaya dan menyeberangi sebuah jembatan sepanjang 200 meter. Beberapa kali jalan dan akses yang lebih baik sudah coba dibangun untuk memudahkan mencapai daerah ini tapi selalu saja dihancurkan lagi oleh tanah longsor, lumpur atau pergeseran bumi.

Tristan da Cunha, Samudera Atlantik
Kepulauan kecil yang terletak di Samudera Atlantik ini memang benar-benar terpencil. Daratan paling dekat dari pulau ini adalah Afrika Selatan yang berada kurang lebih 2.735 km dari pulau ini. Hanya ada kurang lebih 270 orang yang menghuni pulau ini. Kondisi geografis tempat ini yang berbatu-batu nggak memungkinkan untuk membangun bandara di sini. Alhasil, pulau ini hanya bisa dijangkau dengan perahu.

Nickname Buat Kota-Kota Keren Ini!

Selain nama yang resmi dipakai, ternyata kota-kota besar di dunia juga punya julukan lho. Uniknya, setiap julukan punya kisah unik tersendiri. Cari tahu yuk apa saja julukan untuk kota-kota ini!

New York: Big Apple
Termasuk kota paling terkenal di dunia, New York punya banyak julukan. Salah satu julukanyang paling banyak dipakai orang adalah “Big Apple”. Julukan ini didapat karena pada tahun 1920-an, New York menjadi tempat diadakannya perlombaan balapan bergengsi. Saking bergengsinya lomba itu, hadiah jadi nggak terlalu penting dan pembalap hanya mendapat apel kalau memenangkan balapan itu. Sejak saat itulah, New York disebut Big Apple. Selain Big Apple, New York juga dikenal dengan nama Gotham atau The City That Never Sleeps.

Los Angeles: City of Angels
Julukan untuk kota ini memang berkaitan erat dengan namanya yang dalan bahasa Spanyol berarti “malaikat-malaikat”. Tapi, sebenarnya nama asli kota ini adalah El Pueblo de la Reina de Los Angeles sejak berdiri pada tahun 1781. Nama itu berarti “Kota Ratu Para Malaikat”.

Paris: City of Lights
Walaupun kita lebih mengenalnya sebagai kota romantis, Paris lebih dikenal sebagai City of Lights atau “Kota Cahaya”. Alasannya tentu saja karena Paris punya begitu banyak lampu dan termasuk kota yang paling terang.

Hershey, Pennsylvania: Sweetest Place On Earth
Julukan “Tempat Termanis di Bumi” ini sepertinya pas banget buat kota bernama Hershey ini. Soalnya, kota ini adalah pusat pembuatan cokelat Hershey, salah satu merk cokelat terkenal di dunia. Di kota ini, nama jalanannya juga lucu-lucu lho, misalnya Cocoa Avenue atau Chocolate Avenue.

Jakarta: The Big Durian
Walaupun buat kita nggak begitu familiar, tapi nama inilah yang banyak dikenal di kalangan bule untuk menyebut ibu kota Indonesia. Julukan ini mirip dengan julukan kota New York, hanya saja kata “apple” diganti dengan kata “durian”. Ini karena buah inilah yang paling banyak diingat oleh orang asing, khususnya karena baunya yang menyengat.

Minuman-Minuman Termahal di Dunia, apa aja ya?

Jarang banget kita mau menghabiskan banyak uang buat minuman. Maklum, kegiatan minum itu kan sering banget kita lakukan, dan efeknya juga nggak tahan lama. Tapi, ternyata ada lho orang-orang yang rela mengeluarkan uang untuk menikmati 5 minuman termahal dunia ini.

Air Kona Nigari
Untuk sebotol mini berisi 50 ml air Kona Nigari (setengah jumlah air mineral gelas), kita mesti membayar kurang lebih Rp. 320.000. Air putih ini berasal dari hasil penyaringan air laut di pesisir laut di Hawaii. Harganya mahal karena air ini mengandung banyak mineral dan dipercaya bisa menghilangkan stres, memperlancar pencernaan dan menurunkan berat badan.

Teh Guan Yin
Teh oolong dari Cina ini adalah teh termahal di dunia. Teh Tieguanyin ini namanya diambil dari nama dewi dalam agama Budha, yaitu dewi kebaikan, Dewi Guan Yin. Harga teh ini sangat mahal karena rasanya yang enak dan jarang bisa didapatkan. Teh ini dijual dengan harga 24 juta rupiah per kilo atau Rp. 150.000 per cangkir teh Cina.

Kopi Luwak
Ternyata negara kita punya kopi termahal di dunia lho. Yup! Kopi Luwak dari Sumatra ini berasal dari seduhan biji kopi yang diambil dari sisa kotoran hewan luwak (sejenis musang). Konon kopi ini punya rasa yang sangat kuat karena telah melewati pencernaan luwak. Karena dalam satu tahun total produksi kopi luwak hanya 250 kilogram, nggak heran kalau harga kopi ini mahal banget! Kopi Luwak dijual mulai harga 2,5-13 juta rupiah per kilonya! Wow!

Koktail Diamonds-Are-Forever
Sekilas minuman ini memang hanya tampak seperti minuman biasa, Tapi, sesuai namanya, koktail yang cuma ada di Ritz Carlton Hotel, Tokyo ini memang mengandung 1 karat berlian Bulgari di dalamnya. Jadi, jangan kaget kalau harga segelas minuman ini kurang lebih 110 juta rupiah.

Rum Wray & Nephew White
Wray&Nephew White Overproof Rum adalah rum paling kuat dan paling laris yang diproduksi dan dibotolkan pada tahun 1940. Sayangnya, sekarang hanya tersisa empat botol rum di dunia. Karena kelangkaannya inilah, satu botol rum ini kemudian dihargai kurang lebih 500 juta rupiah.


Taman-Taman Kota Paling Menyenankan di Dunia!

Ternyata selain buat menambah ruang hijau, taman juga bisa jadi tempat nongkrong, sekaligus bikin sebuah kota jadi makin indah. Makanya, nggak heran kalau beberapa kota besar bikin taman kota yang lumayan besar. Berikut tiga taman kota terbesar di dunia. 

Fairmount Park, Philadelphia, Amerika Serikat
Taman yang terletak di kota Philadelphia ini memang gede banget! Bayangkan saja, luasnya saja mencapai 3.700 hektar. Taman yang terdiri dari beberapa taman kecil ini sebagian besar wilayahnya berada di pinggir Sungai Schuylkill. Makanya, selain bisa jalan-jalan, kita juga bisa memancing di taman yang usianya sudah lebih dari 2.000 tahun ini.

Chapultepec Park, Meksiko
Terletak di Mexico City, taman ini punya fungsi yang cukup beragam. Soalnya di dalam taman seluas 800 hektar ini, nggak cuma ada berbagai pohon tapi juga ada dua danau, sebuah kebun binatang dan sebuah taman rekreasi. Jadi, nggak perlu takut bosan kalau jalan-jalan ke taman ini.

Central Park, New York
Ukuran taman ini yang hanya sekitar 340 hektar memang nggak sebesar dua taman sebelumnya. Tapi, kepopulerannya jauh melebihi dua taman tersebut. Sebagai salah satu taman yang paling terkenal di dunia, taman yang jadi salah satu tujuan wisata di kota New York ini juga sering dipakai sebagai lokasi syuting. Misalnya seperti dalam film 27 Dresses, Whatever Happens In Vegas, atau NY I Love You.

Taman-Taman Kota Paling Menyenangkan di Dunia!

Ternyata selain buat menambah ruang hijau, taman juga bisa jadi tempat nongkrong, sekaligus bikin sebuah kota jadi makin indah. Makanya, nggak heran kalau beberapa kota besar bikin taman kota yang lumayan besar. Berikut tiga taman kota terbesar di dunia. 

Fairmount Park, Philadelphia, Amerika Serikat
Taman yang terletak di kota Philadelphia ini memang gede banget! Bayangkan saja, luasnya saja mencapai 3.700 hektar. Taman yang terdiri dari beberapa taman kecil ini sebagian besar wilayahnya berada di pinggir Sungai Schuylkill. Makanya, selain bisa jalan-jalan, kita juga bisa memancing di taman yang usianya sudah lebih dari 2.000 tahun ini.

Chapultepec Park, Meksiko
Terletak di Mexico City, taman ini punya fungsi yang cukup beragam. Soalnya di dalam taman seluas 800 hektar ini, nggak cuma ada berbagai pohon tapi juga ada dua danau, sebuah kebun binatang dan sebuah taman rekreasi. Jadi, nggak perlu takut bosan kalau jalan-jalan ke taman ini.

Central Park, New York
Ukuran taman ini yang hanya sekitar 340 hektar memang nggak sebesar dua taman sebelumnya. Tapi, kepopulerannya jauh melebihi dua taman tersebut. Sebagai salah satu taman yang paling terkenal di dunia, taman yang jadi salah satu tujuan wisata di kota New York ini juga sering dipakai sebagai lokasi syuting. Misalnya seperti dalam film 27 Dresses, Whatever Happens In Vegas, atau NY I Love You.

Flawless First Date

Jarum panjang berada di angka tiga, dan jarum pendek berada di antara angka tiga dan empat, sedangkan jarum merah yang geraknya paling cepat menimbulkan bunyi krik-krik mengganggu. Pukul tiga lewat lima belas pas, yah, kira-kira lewat dua menitan lah, dari pas Keira terakhir kali menengok ke arah jam.

Dengan khawatir ia bercermin, memastikan kalau lip gloss tipis yang tadi dipoleskan kakaknya nggak luntur atau belepotan. Agak gerah, lagi-lagi ia menengok pada kakaknya di belakangnya, yang sedang telungkup santai dengan sebuah majalah di tangan.

"Zi, ini kapan kelar sih rambut gue?" gerutu Keira, meraba rambutnya yang di-roll dengan risih.

"Ya ampun Kei, kira-kira udah sejuta kali ya, lo nanyain gue hari ini!" Kezia mengeluh, melirik jam. "Lima menit lagi, lah, nanti kita beresin. Jadinya kan awet gitu sampe ntar malem. Oh iya, menurut gue mendingan lo bawa sisir deh, biar nggak acak-acakan nanti. Terus, satu lagi, kalo nanti makan, jangan meper di terusan gue! Mahal tuh, baru gue beli bulan lalu pula. Awas aja kalo noda," Kezia mengancam dengan nada sengit.

"Ih..." Keira memandang kakaknya frustasi, kemudian kembali memfokuskan diri ke cermin. Lima belas menit lagi Arjuna datang, dan sekarang Keira dibikin ribet oleh segala pemikiran tentang apa yang akan ia ucapkan begitu Arjuna datang nanti.

Mungkin, "Thanks ya, Jun," atau nggak, "Makasih, kamu on time banget, ya?". Kezia membuat Keira kelojotan tadi malam dengan mengusulkan, "Aku cantik nggak, Jun?" sebagai ucapan pertama Keira saat mereka bertemu nanti.

Semoga gue nggak over, batin Keira khawatir. Kalo dia tampil segini beda dan "wow"-nya, tapi kalo tau-tau Arjuna tampil biasa-biasa aja, mau ditaro di mana muka Keira? Nanti ketahuan lagi, kalau dia seneng banget, girang, plus nervous karena belom pernah nge-date sebelumnya. Aduh, plis deh Keira, ini Arjuna! Jangan sampe lo bikin malu, ancam Keira pada dirinya sendiri.

Terbayang di ingatannya seminggu yang lalu, ketika Arjuna, kakak kelasnya yang juga menjadi OSIS yang nge-MOS dia beberapa bulan lalu, datang ke kelasnya dengan seikat aster, terus nembak dia di depan majelis. Karena terlalu beku, Keira hampir pingsan dan nggak bisa melihat betapa pucat muka cewek-cewek pemuja Arjuna di kelasnya. Mereka cakep-cakep, eksis-eksis, masa kalah sama dia yang "biasa-biasa aja" dengan style tomboi dan rambut nggak pernah diurai?

Masalahnya, Arjuna bisa dibilang salah satu cowok terkece, terpopuler, ter-cool, dan masih banyak lagi ter-ter lainnya dalam hal positif. Dia adalah vokalis band sekolah dan pinter juga main basket, dan ada juga nilai PLUS mengingat dia salah satu petinggi OSIS dan pinter Fisika dan Bahasa Inggris. Selain seminggu di-MOS sama Arjuna, Keira juga pernah sekali ketemu tuh cowok, pas dia lagi tanding basket, dan Keira lomba atletik. Di sekolah, dia memang ikut ekskul atletik, dan selalu jadi pahlawan bagi timnya. Keira nyaris tak terkalahkan. Dan lagi, dia juga ikut ekskul taekwondo. Itu salah satu hobinya sejak kecil.

Lalu dua hari lalu, saat Keira baru balik dari perpus untuk minjem buku--dia anggota perpus, terus ketemu Arjuna yang baru balik dari rapat OSIS, saat itu juga Arjuna menariknya, mengajaknya buat out hari Sabtu, HARI INI! Karena mata tuh cowok udah nyirep banget, Keira ngangguk aja, dan baru sadar apa yang diperbuatnya begitu tiba di rumah. Sekarang kakaknya, Kezia, jadi mesti campur tangan juga. Karena seumur hidupnya, Keira nggak pernah bergaul dengan alat-alat kosmetika.

TINTIN....

Lamunan Keira tersentak, dan buru-buru ia ke balkon. Di depan rumahnya ada Mazda putih berkilau, yang Keira kenal betul, dan seorang cowok berjaket hitam keluar dari depan pintu. Spontan ia menjerit, kemudian masuk kembali ke kamar, dan membangunkan Kezia.

"KEZ! ARJUNA UDAH DATENG!" teriaknya panik, mengguncang badan kakaknya. Megap-megap, Kezia langsung menarik Keira ke depan cermin, dan sebisa mungkin melepas roll rambutnya, kemudian menyisirnya. Setelah selesai, buru-buru Keira mengambil sepatu Warrior belelnya, kemudian turun ke bawah.

Di bawah, dilihatnya Arjuna duduk sopan di sofa, dengan gaya mirip cover boy di majalah-majalah. Ya ampun, ganteng bangetttt. Berusaha bersikap biasa-biasa aja dan nggak norak, ia tersenyum, kemudian menyapa Arjuna.

"Eh, Kak, udah dateng. Gue... eh, aku lama, ya, maaf," gumamnya, lalu dengan kikuk duduk di hadapan Arjuna. Cowok itu tersenyum, mengangkat alisnya, membuatnya kelihatan jenaka tapi makin kece.

"Nggak pa-pa, santai aja, Kei. Yuk, kayaknya mobil aku udah panas, deh."

Keira mengangguk, kemudian bangkit, dan mengekor Arjuna yang masuk duluan ke mobilnya. Dengan ragu dibukanya pintu Mazda Arjuna, kemudian masuk. Arjuna sudah akan menyetir ketika tiba-tiba Kezia keluar dari rumah, berteriak-teriak.

"KEEEI! SEPATU LO!"

Spontan Keira langsung keluar dari mobil sebelum Arjuna bisa melihat tampilan sepatunya yang mengundang hawa tak menyenangkan, lalu menggantinya dengan high heels Mama yang Kezia ambil diam-diam semalam. Sambil tersenyum malu, ia masuk lagi ke mobil Arjuna.

Sialan, baru mulai aja gue udah kena sial, ringis Keira dalam hati.

Kemarin Keira nggak sempat nanya mereka mau ke mana, dan sepanjang jalan juga dia diam aja walau sesekali Arjuna ngajak ngobrol. Belum lagi high heels yang dipakainya begitu terasa ngepas dan bikin nyeri. Keira berdoa semoga aja nggak lama.

"Nah, sampe!" tandas Arjuna ringan, kemudian menoleh ke Keira. "Turun, yuk."


mercredi 14 décembre 2011

Can I Love You in Slow Motion? part 1

"Apa-apaan banget, nih, ada gitu ya aturan kayak gini!" omel Rena mengibaskan rambutnya. Citra yang asyik bermain Angry Birds, tidak menggubrisnya.

"CIT!" seru Rena habis sabar, menarik iPad Citra, kemudian menempelkan kertas putih yang harus difotokopinya tepat ke jidat jenong Citra.

"Whatsap..." gerutu Citra, mengangkat kertas dari jidatnya, kemudian mengelus-elus poninya dengan sabar. "Ck, Ren, woles aja kali! Kemarin seharian gue ke salon, nih, kan sayang-sayang poni baru gue dirusak!" serunya sewot.

"Whatever lah. Baca deh kertas yang lo pegang."

Bersungut-sungut, Citra membaca kertasnya. Aturan-aturan baru yang akan berlaku mulai semester dua sekarang. Dari pasal 1 sampai 16, dijabarin dari A sampai Z dan dari Z ke A lagi. Mata Citra melotot melihatnya.

"Ajigile, ini sekolah apa penjara?!" lengkingnya, mengelus dada. "Rambut nggak boleh diurai bagi cewek? Yang bener aja! Kaos kaki harus semata kaki, nggak boleh pake kuteks, ebuseeet. Yang cowok rambutnya nggak boleh gondrong. KUKU HARUS PENDEK?! Alahmaaak!"

Rena geleng-geleng kepala. "Sumpah, deh, lama-lama gue kenyang deh sama peraturan macam ini. Sampe yang sepele gitu lho Cit...."

Citra tak menanggapi keluhan Rena, karena matanya masih menyusuri baris demi baris pasal-pasal peraturan itu, dan matanya nyaris copot saat melihat salah satu pasal terakhir.

"DUDUKNYA DIATUR CEWEK-COWOK?!" teriak Citra, betul-betul speechless. Ini mah udah penindasan hak asasi namanya! Masa sampe tempat duduk aja diatur-atur segala?!

"Slow, Mbak, slow..." ujar Rena, kali ini lebih tenang. "Awalnya gue juga shock, tapi ya udahlah. Kita tinggal satu semester ini di nih penjara, abis itu... hello SMA! Masa-masa paling indah udah di depan mata! Jadi ya, nikmatin dulu aja yang ini."

Citra mendengus. Jujur, ia tak terlalu suka mengenai gagasan sedikit lagi dia SMA. Memang sih, mitosnya, SMA itu masa-masa paling indah seumur hidup yang nggak bakal keulang, tapi tanggung jawabnya juga makin gede. Belum lagi soal UN dan sederet tes. Impian Citra saat ini, dia bisa masuk SMA termahsyur di Jakarta yang dielu-elukan teman-temannya: SMAN 28 Jakarta. Selain masuk SMA itu yang bikin Citra happy sedikit, satu lagi yang membuatnya sedikit antusias soal SMA adalah, dia udah dibolehin bawa mobil sendiri, berhubung dikit lagi Pak Kahar, sopirnya, pensiun.

"Yah, mau bilang apa," keluh Citra, berusaha lapang dada, kemudian bersender di tembok. Rena yang sejak kelas 9 jadi chairmate-nya itu menepuk bahunya simpatik.

Sejak kelas 9, anak-anaknya di-mix lagi dan disesuaikan berdasarkan nilai. Citra dan Rena masuk kelas 9-5, berhubung kelas 9-1 adalah kelas Aksel dan kelas 9-2-9-3 itu kelas Billingual. Kelas 9-4, Jovie di sana, bersama kutu buku-kutu buku genius berkacamata--tapi Jovie kelihatan nggak begitu antusias--dan Sasha di 9-6. Citra dan Rena beruntung bisa masuk kelas 9-5, yang balance antara otak dan seru-seruannya, menikmati tahun terakhir mereka sebagai pelajar SMP. Dan untungnya--sial bagi Citra--mereka juga sekelas dengan Ello Farrel.

"Cit, Cit, simpen gih iPad lo! Lord Batak lagi OTW," Rena menyikut Citra, yang langsung menyimpan iPad-nya ke dalam tas. Lord Batak adalah sebutan mereka untuk Pak Ronald, yang namanya keren gila tapi galaknya luar biasa, punya motto "sekali titah, tak bisa membantah", dan sialnya lagi menjadi wali kelas mereka.

Rena--yang jadi ketua kelas lagi--langsung menyiapkan teman-temannya, dan setelah ritual, "bersiap, berdiri, memberi salam" selesai, mereka duduk lagi, dan tanpa ba-bi-bu atau say hi terlebih dahulu, Pak Ronald langsung ngasih perintah buat pindah tempat duduk, sesuai aturan. Aturan keji dibuat lagi: duduknya bakal dibuat berdasarkan absen.

Citra menahan nafas. Diurutinnya dari bawah. Rena duduk sama Refal, cowok yang jago Bahasa Prancis dan lumayan oke sama Citra. Ia bersungut-sungut dalam hati, menyesali mujurnya nasib Rena. Seenggaknya, Refal pinter dan bisa diajak kerja sama.

"Citra Devira?" gonggong Pak Ronald, kemudian menunjuk bangku ketiga dari depan. "Duduk di sana. Sama... hmm... Ello."

PRAK.

Dunia Citra langsung remuk dalam kedipan. OMG, kenapa harus sama Ello?! Memang sih, sejak peristiwa "Puputan Margarana" yang merenggut nyawa Aure, mereka jadi lumayan akrab, tapi itu tetap nggak mengurangi alergi Citra terhadap cowok itu. Belum lagi kenyataan kalau Ello merebut posisi jadi kapten basket sekolah, mengalahkan Rangga, cowok kece yang pernah ditaksirnya, bikin Citra kian geregetan. Dan sekarang dia harus duduk sama cowok bawel itu?! Mimpi-apa-dia?!

Daripada cari masalah, mending pilih yang aman aja. Sambil menahan sumpah serapah paling kasar yang nyaris menjebol kerongkongannya, Citra lungsur dari kursinya tersayang, ke kursi yang riskan membuatnya dipelototi guru-guru dan nggak bisa bercanda. Dari dulu Citra paling suka duduk di pojok dan gerah duduk di tengah. Mana sekarang duduknya sama Kapten Hook pula, gerutu Citra gusar dalam hati.

"Eh, eh, minggir, minggir, gue duduk di situ!"

Ello lungsur dari bangkunya ke bangku di sebelahnya, membiarkan Citra duduk.

"Punya etika dikit nggak sih, Mbak?"

"Menurut lo?" balas Citra, sedang malas bercanda atau sekadar menanggapi "pengumuman perang" itu.

"Yeee, woles aja lagi Cit!" Ello langsung kehilangan sense untuk meledek cewek ini lebih jauh lagi, walau diam-diam hati kecilnya bersorak. Oke, cowok mana yang nggak suka duduk dengan cewek yang diam-diam dijulukinya sebagai "pemilik mata terindah di dunia" ini? Tapi mungkin dia memang harus sedikit ngerasin Citra. Sikap cewek itu bisa jadi sangat semena-mena dalam hitungan detik.

Bel istirahat berbunyi dan Ello yang lagi melonjorkan kakinya terpaksa minggir.

"Misi!" gerutu Citra. "Ladies first!"

Elo menyingkirkan brikade itu, tapi kemudian berdiri, memberikan kesan rada wow karena ia sepuluh senti lebih tinggi dari Citra. Dengan santai ia berujar sok manis namun geram, "Emang lo ladies? Dih, males!" kemudian ngeloyor keluar kelas.

Citra menahan asap yang nyaris keluar dari ubun-ubunnya.

*****

Meja itu masih berantakan sekali. Properti anak sekolahan seperti pulpen dan tip-x masih bertebaran dengan tak beraturan.

"Cit, kok loyo?! Ayo, dong, beresin noh cepetan meja lo! Berantakannya udah lebih-lebih dari muka yang punya! Ayo dong, kan hari ini Rangga tanding!" oceh Rena rewel, menarik-narik tangan Citra yang letoy. Mirip lah sama ikan lele yang tulangnya udah dipresto.

"Aduuuh, gue males, nih, Ren," gerutu Citra, menarik tangannya. "Emang nanti Rangga tanding, tapi itu artinya Ello juga, kan? Aduh, enek deh gue ngeliat dia."

"Jangan gituuu, ntar naksir aja baru tau rasa lo!"

"Naksir? Idih, amit-amit! Selama cowok di dunia ini belom lenyap semua, yang namanya Ello Rivaldi Aryanto tetep bakalan jadi pilihan terakhir gue buat dipacarin! Titik," tandas Citra, mengakhirinya dengan sumpah asal yang dia nggak pikir panjang.

"Ya udah, deh, terserah lo. Tapi kalo lo nyesel, jangan salahin gue ya, my gurl," goda Rena, mencubit dagu Citra hingga cewek itu meringis. "Nah, sekarang beresin deh tuh properti lo! Ayo, Pangeran Rangga udah menunggu tuh, di lapangan basket!"

Ogah-ogahan, Citra memasukkan semua barang di atas meja dengan asal-asalan ke dalam tas, kemudian membiarkan dirinya ditarik Rena ke lapangan. Sasha dan Jovie sudah ada di sana, dan malah Sasha antusias banget melihat pertandingan.

"Eh, pasangan lesbi! Ketinggalan jauh lo berdua! Ke mana aja, sih, kok lama banget?" seru Jovie. Dijawab dengan cengengesan, dia melanjutkan. "Skor masih 0-0, sih, tapi kok kayaknya tim lawan lebih unggul, ya?"

"Sssht, jangan bilang gitu!" teriak Sasha berapi-api. "Kita pasti menang! Ayo, Rangaaaa, ayo, AWAS DI DEPAN LO ADA LAWAN! YAAAAH...."

Citra mendongakkan kepala, dan benar, itu dia. Rangga, cowok yang ditaksirnya dari dua bulan lalu, kelihatan kecewa dan mengacak-acak rambutnya dengan geregetan. Melihatnya, Citra jadi ikut geregetan.

"AYO RANGGAAAA! AYOOO!" Citra ikut berteriak dengan suara yang bisa mengalahkan toa masjid. Saat itulah ia sadar...

Tadi-cuma-dia-yang-teriak.

Banyak cewek-cewek yang menoleh kepadanya, dan Rangga sendiri di lapangan kelihatan melempar pandang tanpa ekspresi pada Citra.

Mampus gue, kok bisa bloon banget, sih, keluh Citra membatin, cengengesan dengan muka merah ditatap orang-orang. Dia sih sok cool aja. Padahal, sumpah deh, dia berharap lebih baik Bumi menelannya saat itu juga.

"Ciee, fansnya Rangga juga nih, Cit?" ledek Sasha, menyikut Citra. "Kapten kita mau dikemanain, tuh?"

"Apaan, sih," Citra menghela nafas, lalu menyipitkan mata melihat pertandingan. Rangga kini sedang men-drible bola menuju ring, dan Citra menemukan keganjilan saat tiba-tiba Ello menabraknya, dan... JATUH!

Bola jatuh terpantul-pantul dan akhirnya dipeluk oleh tim lawan. Sasha memaki dan nggak sedikit juga dari para penonton maupun suporter yang mengumpat pelan melihat kejadian itu. Citra menepuk jidat. Mikir apaan sih, Pak Deni, pembina basket, pas ngedaulat tuh makhluk jadi kapten tim? 

"Mikir apaan sih Pak Deni, sampe-sampe tuh cowok jadi kapten?!" Citra menyuarakan kegusarannya pada Sasha. Tapi sayang, cewek itu terlalu memperhatikan. "Kalo main basket sradak-sruduk nggak pake taktik, nenek-nenek bunting juga bisa, kali!"

Jovie tersedak dan muka Rena memerah menahan tawa. Andai situasinya nggak se-urgent ini, pasti bakal lucu banget!

Tadinya Citra masih pengin melanjutkan lawakannya, seenggaknya untuk meminimalisir ketegangan yang ada, tapi batal saat melihat sesuatu yang menarik lagi. Ello berlari secepat kilat dan merebut bola dari tim lawan. Bahkan walau namanya dielu-elukan dan digemakan berkali-kali, cowok itu tidak berhenti berlari sampai mendekati ring, dan menembak dari jarak sepuluh meter.

Citra ternganga, terkesima. Sebagai cewek yang nilai olahraganya nyaris nggak pernah diatas rata-rata, dia agak-agak speechless juga melihat yang tadi itu, meski yakin kalo Sasha atau Rangga bisa lebih baik dari itu kalo mau.

"HA! Jilat ludah lo tuh, Cit! Gila, tuh cowok badai juga ye, mainannya! Serakah sih, emang, tapi yang penting tim kita menang, kan?!" Sasha ikut bersorak.

Citra mencebikkan bibir, mengakui dengan setengah hati. "Okelah dia berhasil, tapi ini kan baru laga uji coba gitu loh, Sha. Lagian juga Rangga bisa kok, lebih keren daripada dia mainnya!" tandasnya yakin.

Sasha sok budek dan ikut berlari ke lapangan, mengguncang tangan Ello erat-erat seolah-olah cowok itu baru saja memenangkan Olimpiade Matematika. Huh, padahal tampang kayak cleaning service aja belagu! dalam hati Citra menyumpah.

Dari lapangan, Ello yang melihat Citra langsung tersenyum manis. Senyum kemenangan yang selalu ia pamerkan tiap kali ingin membuat Citra bete. Melihat kedua alis Citra yang kompak menaik, ia menaikkan jempolnya, kemudian membaliknya. Diarahkannya jempol terbalik itu ke Rangga yang--kebetulan--sedang memunggunginya, kemudian mempersembahkan jempol terbalik itu pada Citra.

Di tribune, Citra yang melihatnya hanya bisa mengentak-entakkan kaki panas, lalu merangsek keluar dari lapangan, meninggalkan Rena dan Jovie yang bengong kayak sapi ompong.

-Part 1 End-

vendredi 9 décembre 2011

Life isn't waiting for the storm to pass, it's learning to dance in rain.

9th December 2011, beginilah rasanya jadi koki dadakan~

Hari ini, gue pulang ke rumah dengan duit sisa banyak dan perut kenyang, because... today, I've been a chef! HOAHAHA, sebenernya sih nggak tepat dibilang chef, karena gue cuma ngelakuin pekerjaan-pekerjaan kecil :)

Jadi, tadi, kelas gue praktik bikin kue buat Tabog. Kelompok gue sih milihnya cheesecake, so did we. Abis baca Yasiin, kita sekelas langsung ke dapur buat nge-booking tempat, eh ada aja pengumuman. Jadi bakalan ada pengarahan gitu seputar UAS. Lord, save me now! Gue udah tiga tahun jadi murid SMP *tepatnya sih 2 tahun 6 bulan, ehe* dan nggak perlu lagi, kali dijelasin dari A sampe Z dan dari Z ke A lagi! Mana lamaaa banget pula pengumumannya. Hasemele-_- Tapi enaknya, ada doa bersama, jadi lebih takzim dikit lah rasanya.

Selesai apel, kita langsung capcus ke dapur. Imagine, orang-orang pada balik ke kelas buat istirahat *FREE TIME SAMPE JAM KEEMPAT!* tapi gue malah sibuk di dapur. Hmm tapi yasudlah. Sampe di dapur, tanpa ba-bi-bu lagi kita langsung ngambil baskom gede, kecil, mixer, sama timbangan, terus mulai kerja, deh!

Pertama-tama, 5 butir telur dipisahin dari kuningnya *cuman putihnya doang yang dipake*. Udah belepetan gara-gara misahin telor, eh Bu Djus dateng terus ngasih alert terlambat: kalo cheesecake dicampur aja telornya. Gue ngedecek terus numpahin semua telor ke adonan (125 gr terigu, 125 gr gula pasir, 1 sdt TBM), abis itu di-mixer deh sama si Ana. Ana sama Awak *ehm, pasangan* tugasnya mixer adonan itu, terus gue ke kompor buat ngedidihin mentega biar cair, adonan keduanya. Si Ravy tapi bawel banget, teriak-teriak kalo menteganya kurang dan blablabla. Pas di kompor juga ditambahin mulu menteganya. Aturannya, 1/2 gelas mentega cair, tapi ternyata jadinya lebih sedikit, lah. Biasa, kalo tau dia bener, pasti orang lain jadi bahan omelan.

Adonan yang di-mixer rada lama biar putih, jadi kita tungguinnn dah sampe karatan. Pas warnanya keputihan, gue sama Ravy nuangin mentega cair ke dalemnya, terus di-mixer lagi selama beberapa menit. Selesai di-mixer, ditaro di pan bulet.

Pas gue nanya Bu Djus oven mana yang dipake, eeeh Bu Djus malah bilang, "Yang ini pake kompor."

DOENG.

Gue sama Ana bengong total, abis itu sepakat nyari korek. Di belakang 12 ada pedagang asongan gitu, jadi kita beli korek gas buat kompor yang kunoo abis *kompor gasnya abis soalnya*. After that, Bu Djus took the pan to the classic stove, and we were waiting about 45 minutes.













Dzalika-Ana lagi merhatiin kompor.


BAYANGIN! 45 MENIT! Tadinya jam pelajaran Bu Djus udah abis, tapi pelajaran Pak Rozak diambil *kebetulan tugas gue udah kelar semua*. Cuma Dzalika dari kelompok 3 yang nggak ada di dapur buat nungguin cheesecake-nya mateng!

Dari tadi kita udah nyium bau gosong, tapi gue pikir itu aroma batu-batu kerikil dibawah pannya Rifki, lagian kata Bu Djus, adonanannya masih mentah *bisa diintip lewat lubang kaca kecil gitu*. Tapi pas dibuka, atasnya udah lumayan mateng, TAPI TENGAHNYA GOSONG! Ana langsung matiin kompor, abis itu naro tuh pan ke meja kelompok kami, terus ditebalikin, deh. Bener, kan, bawah sama tengahnya gosong! Baunya sengit gitu. Tapi dalemnya enak, nggak gosong. Jadi pinggir-pinggirnya doang yang gosong.













Cheesecake kelompok 3, gosong-gosongnya lagi dibuang.

Akhirnya bagian-bagian yang gosong dibuangin, abis itu kita hias deh! Dioles keju, terus dikasih ceri. Yang kocak, pas tuh cheesecake udah diambil dari pan, si Awak dengan innocent-nya megang pan *buat dicuci*, terus dilempar gara-gara kepanasan. Saking pinternya sampe kayak gitu, tuh -_-.












Rifki lagi ngehias cheesecake.













Cheesecake setelah dipotong :9

Atas usaha dan kerja sama yang yah, totally mess, Bu Djus ngasih kita 85! Yeeeyyy! Dan... oh ya, mungkin post terakhir sebelum UAS, karena seminggu ke depan, gue bakalan UAS. Doain Echa ya, teman-teman :)


Maybe it was bad momment, but for me, it was totally cheerful momment! Thanks God it's Friday :)

9/12/2011.
Esa Khairina H.

Writing Competition!

Hehe, sebenernya sih ini kejadiannya udah lama, tapi no problem, cuma mau nge-share pengalaman, kok! =D

4th of December, 2011. Lomba terribet yang pernah gue ikutin!
Minggu itu, jam setengah enam kasur gue udah diguncang teriakan nyokap yang nyuruh gue bangun. Gue bangun meski ogah-ogahan banget. Everyone, please deh ya! Hari ini hari Minggu dan gue pengin rehat sejenak setelah Minggu kemarin berpusing-ria ngadapin Science Competition.

Hari ini juga kata belakangnya sama. "Competition". Yap, ada lagi kompetisi yang gue disuruh ikut. Karena ini amanat, yaa mau gimana lagi kan ya-_- Writing Competition alias lomba nulis.

Semingguan kemarin di sekolah, sumpah deh gue sibuk banget. Ditarik sana ditarik sini sama Bu Pur, Bu Rusmian, sama Bu Retno. Kamis, gue sampe bolos pelajaran PLKJ, istirahat, sama pelajaran Seni Musik. Pas PLKJ sampe istirahat, gue ada di UKS buat ikut penyuluhan gitu tentang hepatitis, terus pas Seni Musik, gue kumpul sama anak-anak yang ikut lomba lainnya buat pengarahan sama guru-guru Bahasa.

Setelah panjang-kali-lebar-kali-tinggi, akhirnya kita ngerti deh disuruh apa. Parahnya, dari tiga lomba, yang jelas lombanya cuma satu: baca puisi. Yang duanya, lomba nulis dan baca, nggak jelas apa yang ditulis dan dibaca. Yowes, gue pasrah aja deh. Selain gue sih, dua temen gue, Tiwi & Ericko, ikut juga lomba nulis. Jadi nggak worried-worried amat.

Malem Minggu-nya gue melotot di depan laptop demi ngelarin cerpen sama artikel, jadi kan seenggaknya gue udah siap, ehe. Tapi kenyataannya, tuh dua benda nggak dipake sama sekali pas besoknya.

Pas hari Minggu gue udah pede banget karena udah ada persiapan, plus penampilan baru gue karena sisa-sisa roll rambut yang kemarin masih ada :p Dianter bokap ke sekolah, baru ada Tiwi di sana, JB sama anak-anak kelas 9-8 yang hari ini mau foto buku tahunan. Gue duduk sama si Tiwi, abis itu si Luthfi sama Amanda, anak kelas 8, dateng. OLALA, peserta yang lain sama Bu Retno tuh udah ada, cuma ada di dalem!

Ngegerutu, gue sama Tiwi ke dalem, ke ruang guru. Udah ada Bu Retno di sana, sama Ericko, Clara (8-?), sama Ricky (8-?). Abis itu kita diabsen, dan karena Aflah (9-1) sama Aisyah (8-2) belom dateng, akhirnya gue curcol ke Tiwi soal Keegan. Afterthat, kita makan roti jatah dari Bu Retno, abis itu pas Aflah dan Aisyah akhirnya dateng, kita semua (total 15 peserta + 1 guru pendamping) doa bersama dulu, terus capcus deh, ke Hotel Grand Cempaka, Jak-Pus!

Gue, Tiwi, Ricky, Amanda, sama Lutfi naik mobilnya Aflah, yang lain naik mobil Didi (8-?) sama mobil sewaan Bu Retno. Gue, Tiwi, sama Aflah duduk paling belakang, sisanya di depan. Di sepanjang jalan si Tiwi aktif banget ngajak ngobrol, but I was too worried. Nggak tau deh nih kecemasan datengnya darimana. Cuma tiba-tiba jadi nggak pede aja.

Pas sampe di sana, kita absen terus ngambil kaus "seragam". Kita ganti baju di ruangan yang udah ditentuin, abis itu masuk ke aula gedeee banget. Nah, aulanya itu ada tiga pintu, pintu bertama ada kertas yang tulisannya "PIDATO", pintu di tengah tulisannya "PUISI" dan pintu paling kiri tulisannya "DONGENG". Berarti "ruang sampel"-nya *ini kompetisi bahasa apa matematika, sih?-_-* ada dua, kan, nulis pidato baca dongeng, atau nulis dongeng baca pidato. MATILAH AWAK! Yang gue tulis kan, cerpen sama artikel, bukan dongeng sama pidato!

Oke, oke, keep calm, gue ngebatin. Temen-temen gue yang lain aja nggak ada persiapan tapi tenang-tenang aja, tuh. Jadi gue duduk tenang di bangku gue, sambil baca-baca buku merchandise dari Diknas. Buku dongeng-dongeng yang hoahm gitu lah, eh tapi Ericko dongengnya kocak, masa dia dapet Si Manis Jembatan Ancol?! Yang bener aje.

Aflah ngasih gue dua bukunya, tapi salah satunya gue kasih Tiwi karena gue udah ada. Gue rada gerah juga karena kita semua udah nyampe dari jam 8 tapi acaranya baru mulai 10.30! Gimana gue nggak kesel, coba?! Nah si Aflah nggak bisa diem banget nih, dia minta gue *secara tulisan gue paling cakep B-)* nyalin puisinya Tiwi buat dia baca. Jadi semuanya tuh baca puisinya sendiri-sendiri.

Abis itu break, istirahat, sekitar jam 11-an. Gue sama Tiwi ke mushala buat shalat Dhuha, ngelewatin snack pengganjel perut. Tau nggak yang miris apa? Di hotel segitu gede dan mewahnya, mushalanya kecil banget, paling cuma muat nampung 10 orang. Gue sedih rasanya. Udah gitu juga nggak bisa dibilang mushala, cuma ruangan kecil segi empat, tanpa tulisan arah kiblat atau ukiran-ukiran Allah dan Muhammad, dilapisin karpet coklat. Gue sama Tiwi wudhu di tempat wudhu (yang kerannya cuma ada DUA!), abis itu shalat Dhuha. Parahnya, pas assalamu'alaikum, bapak-bapak tukang renovasi bilang kalo arah kiblat kita salah! Nah lho! Ya Allahu alam deh ya keterima atau enggak shalat gue -_-.

Kita balik ke aula buat naro mukena, abis itu nyari makanan. Parahnya, snack-nya udah keabisan! Ya Allah gue pengin nangis banget dei rasanya -______- Gue kan laper gitu! Dalem hati gue udah mencak-mencak, tapi gue tahan karena gue kebelet pipis.

Toiletnya keren dan banyak biliknya, beda banget sama tempat wudhu. Gue sama Tiwi antre, dan selesai "mengurusi" urusan masing-masing, kita balik lagi ke aula. Acaranya udah dimulai, pembukaan dan pembekalan oleh Ibu Neno Warisman dan dua anaknya, Kak Maghfira dan Kak Ghifary. Kak Maghfira itu udah pernah didaulat sebagai juara satu presenter terbaik internasional *nggak tau tingkat apa, Canadian kalo nggak salah*, dan Kak Ghifary, dia punya koleksi buku tebel menggunung. Guess what, seminggu dia bisa ngabisin 4 buku setebel buku Eclipse! GILA NGGAK TUH?!

Gue sih duduk anteng aja, terus waktunya makan siang, deh! Gue sama Tiwi shalat Zuhur dulu, baru ke kolem renang buat makan siang. Selesai shalat Zuhur *alhamdulillah arah kiblatnya nggak salah lagi*, kita ke atas buat makan siang. Makanannya enak-enak, tapi sayangnya gue nggak kedapetan puding karena *LAGI-LAGI* keabisan. Untuk yang kedua kalinya gue mau nangis....

Abis makan, Bu Retno, Nabila dan Nadia (7-1), ke bawah buat shalat, tinggal gue sama Tiwi. Di jalan, kita ketemu Ericko sama Ricky, jadi kita foto-foto deh, mumpung udah pada sepi! Eh, ada untungnya juga sih gue sama Tiwi shalat duluan, soalnya jadi penuh banget sekarang mushalanya.  Wkwk, one two three.. SAY CHEESE! B-)













Left to right: Tiwi, Ericko, me :)














Left to right: Tiwi, Ricky, me :D













Ericko and me :b *NB: Fadel jangan marah yaaa ;)*













Me and Tiwi :D

Abis foto-foto, kita langsung ngibrit ke bawah, dan parahnya, lombanya udah mau dimulai! Karena banyak yang bilang dongeng=cerpen=nulis, akhirnya kita masuk ke ruangan dongeng. Tapi, di dalem, kita bingung soalnya banyak yang bilang kalo ini tuh MEMBACA DONGENG, yang artinya MENULIS PIDATO! Kobam banget deh rasanya yekan bolak-balik. Akhirnya, salah satu panitia tuh bilang kalo nulis tuh boleh di mana aja. Boleh nulis puisi, nulis dongeng, atau nulis pidato.

Yowes, gue ke dongeng, Tiwi, Ericko, sama Ricky ke puisi, terus Melinda (8-?) ke pidato. Gue dengerin tuh baik-baik wejangan dari bapak-bapak pendongeng di Indonesia. Lagi asyik-asyiknya nyimak dan ngegali sumur ide, tiba-tiba si Melinda dateng, and she said, "Bu, Kak, katanya pidato itu harus setim. Jadi anggota nulis harus ke sana."

HAH?!

Gue panik terus minta penjelasan dari Bu Retno, abis itu gue sama Melinda nyusulin Ericko, Tiwi, Ricky di ruang puisi. Mereka lagi sibuk nyimak, nggak tega banget ngeganggunya :(. Abis itu akhirnya kita ke pidato DENGAN CATATAN gue tetep ikut dongeng, dan yang lain ikut lombanya masing-masing. Jadi kita cuma bantu perumusan pidatonya, nanti yang maju baca pidatonya ya si Melinda.

Gue ngibrit begitu dongeng acakadut gue kelar, Mengapa Matahari Terbit di Timur, ke ruang dongeng, dan ternyata udah pada dikumpulin! Gue langsung ngbrit dan ngumpulin di detik-detik terakhir, terus duduk di situ. Ericko yang abis dari ruang pidato dateng, terus kita duduk di sana.

Parahnya, pas beberapa peserta disuruh maju buat NGEBACAIN dongengnya, ternyata temanya itu KANCIL! Sedangkan yang gue tulis sama sekali nggak hubungannya sama si maniak ketimun itu! Gue langsung blank, shock, nggak bisa mikir jernih. Abis itu gue langsung keluar, ke ruang pidato, dikejar-kejar Ericko yang nyuruh gue tetep di sana. Bodo amat deh, gue udah males. Bener-bener males.

Di ruangan pidato, suasananya juga nggak kalah kacau. Tiwi sama Ricky konsentrasinya kebelah antara pidato sama puisi, Melinda mati-matian ngafalin puisinya. Gue-Ericko mondar-mandir kedua ruangan itu. Abis itu, Ericko sama Ricky ke ruang puisi, dan GUESS WHAT! Penulisan puisinya nggak boleh berbait-bait, ALIAS lurus aja!

Gue nggak tega banget rasanya ngeliat mereka NULIS DARI AWAL LAGI. Kenapa lombanya kacau begini, coba? Kenapa nggak dikasihtauin sistematikanya dari awal?! Melinda berusaha fokus, dan akhirnya gue sama Tiwi ke ruang puisi buat ngeliat Ricky-Ericko. Giliran jaga berubah lagi, gue sama Ricky di ruang pidato, Ericko sama Tiwi ke ruang dongeng. Pas mereka balik, ada satu kabar yang nyesekin. Tadi nama Nabila udah dipanggil buat ngebacain dongengnya, TAPI DIA TADI LAGI KE TOILET! Astaghfirullah... gue ngucap istighfar berulang-ulang. Kok bisa sesial ini sih?!

Abis itu kita semua kumpul di pidato--Tiwi udah duluan ehe--dan ternyata Melinda belom sempet ngebacain pidatonya sama sekali. Akhirnya kita bikin siasat licik buat nunjuk tangan di waktu bersamaan, kalo salah satu dari kita ditunjuk, Melinda maju, jadi kesannya kita nggak sekelompok, gitu lho. Melinda maju, akhirnya, dan gue bersyukur. Seenggaknya SATU dari LIMA BELAS orang berhasil maju.

Abis itu kita semua ngumpul lagi, ngedengerin yang menang, dan balik dengan tangan kosong. Gue agak nyesel, Ya Allah, kenapa bisa kayak gini? Tapi ya udahlah, mau digimanain lagi kan. Kami balik naik mobil sewaan Bu Retno--abis shalat Ashar, tentunya--ke dua belas, abis itu gue sama Tiwi yang searah patungan naik bajaj.

The worst competition ever! Jangan sampe keulang lagi deh, amit-amit!

9/12/2011.
Esa Khairina H.

vendredi 2 décembre 2011

Sparks Fly :'D

The way you move is like a full on rainstorm,
and I'm a house of cards
You say my name for the first time, baby, and I
fall in love in an empty bar

And you stood there in front of me just
close enough to touch.
Close enough to you couldn't see what I was thinking of

Drop everything now,
meet me in the pouring rain.
Kiss me on the sidewalk,
take away the pain.
Cause I see sparks fly whenever you smile.

Give me with those green eyes, baby, as the lights go down
And you're something that'll haunt me when you're not around
Cause I see sparks fly whenever you smile
....

Kalo kalian Swifties, sama kayak gue, pasti tau itu lagu apa. Yap, Sparks Fly yang dinyanyiin si pirang Taylor Swift! Mmm, gue nggak tau kenapa judul tuh lagu gue pinjem buat title nih blog, tapi karena itu yang ngungkapin perasaan gue saat ini :D

Hari ini, 2 Desember 2011, hari yang seharusnya ngebahagiain buat gue karena tanggal 2, tanggal favorit gue, akhirnya tiba juga. Tapi hari ini JAUH dari kata nyenengin. Nyebelin bukan main, lah, sampe-sampe gue mikir, perlukah gue berendem pake kembang tujuh rupa, sabun tujuh warna, dan sampo tujuh aroma biar ngilangin nih "kesialan"?

Jadi, tiga hari terakhir gue uring-uringan karena seseorang. Seseorang-nya itu terlalu privasi buat gue sebut namanya di blog ini. Yang pasti gue kesellllll banget sama dia. GETEK TINGKAT DEWA! Abis itu tadi temen sekelas gue juga nggak ada nyenenginnya sama sekali. Egois banget ih. Gue sama empat temen gue yang lain ngalah buat DIA, cuma satu orang, abis itu dia ketawa seneng gitu, nggak peduli seberapa nggak enaknya tampang gue dan empat temen gue yang lain. Anjir, bener-bener pengin gue cekik tuh orang.

Well, tapi lupain lah temen gue yang itu. Gue hari ini juga sedih karena walaupun semalem gue udah belajar setekun mungkin, hasil ulangan PKn masih agak jauh dari harapan. People, GUE NGGAK NGERTI kenapa nilai PKn gue selalu jatoh setiap diajar Bu Mer. Sumpah deh, nilai PKn gue 95 ke atas kalo diajar Pak Hari -___- dan itu pas kelas delapan. Pas kelas 7, nilai PKn gue juga ngepasss abis, 74. Dreadful banget. Ngenes dan miris tau nggak, maksud gue, bokap gue kan kerjanya di bidang hukum perdata, tapi anaknya sendiri malah kayak gini. Gue ngerasa sedih, dan gagal....

Tapi gue segera inget seenggaknya gue dapet dibawah KKM hasil jerih payah gue sendiri, TANPA NYONTEK apalagi liat bocoran. Cuma emang agak sedih aja. Gue cepet-cepet inget kalo kita sekolah bukan cuma nyari nilai, tapi juga nyari ilmu. Jadi buat apa nilai setinggi langit kalo isi otaknya kosong, betul? Yang bagus sih, nilai tinggi, otak juga berisi, nah yang itu gue kasih dua jempol B-)

Abis pelajaran PKn, gue sama Ajeng emang udah ngerencanain mau ke Gramed. Dia sih mau beli buku latian UN gitu, kalo gue mau beli tas gara-gara tas gue emang udah menunjukan tanda-tanda akan segera "pensiun". Abis itu Senta ternyata ikut, YAY! Nggak tau kenapa gue emang lagi kangen-kangennya sama bocah yang satu ini. Pengin curhat sama dia rasanya T-T

Karena aula dipake, jadi cewek-cewek yang biasanya shalat di sana pas hari Jumat, dipulangin lebih awal tanpa shalat. Automatically gue shalat di mesjid atas, tempat cewek-cewek biasanya shalat di hari biasa yekan. Pas gue dateng sih belom ada anak cowok yang kadang make nih mesjid juga kalo mesjid bawah SMPN 12 udah penuh.

Satu masalah dateng....

Gue. Lupa. Kalo. Kerannya. Lagi. Nggak. Bisa. Nyala.

Emang kira-kira udah semingguan ini lah keran di mesjid atas nggak bisa nyala. Entah mesinnya rusak apa kekeringan (plis deh cyiiin, musim ujan gini kekeringan?), nggak jelas, yang pasti nggak bisa dipake. Kemarin-kemarin gue dan anak cewek lain juga wudhu di tempat wudhu di mesjid bawah, so I did it again today. Guess what?! Udah banyak anak cowok yang shalat Jumat!

Gue langsung panik. Turun ke bawah nggak enak banget rasanya, jadi pilihannya cuma dua: wudhu di toilet atau di keran yang tersebar di seluruh SMPN 12. Dengan lemes gue turun ke bawah, terus wudhu di depan kelas 9-7 yang artinya dari ujung atas ke ujung bawah. Kebayang kan gimana capeknya? Gue udah ngegerutu dalem hati. Buluk abis deh keran aja nggak bisa nyala -_- Bukannya ngkritik, tapi emang kenyataan kok, mau dibilang apa? Kan jadi nyusahin anak-anak yang mau beribadah. Gue langsung ke atas lagi dan ternyata... udah banyak anak cowok! Nggak banyak sih, paling jadinya dua shaf doang -_- Tapi kan tetap ajaaa risih. Karena udah nggak ada tempat dan waktu lagi, akhirnya gue shalat Zuhur sekhusyuk mungkin di sana, diliatin pula! Aaaaa kesel lah, kan dikiranya gue orang aneh atau apa gitu lho.

Setelah shalat+doa, gue langsung ke bawah sama Ajeng sama Senta, keluar sekolah, ke Gramed di belakang Blok M Square. Ternyata gerimis rintik-rintik *yekali gerimis gluduk-gluduk -_-* Di Gramed, gue ngeliat tas yang gue incer udah nggak ada. AAAAA TOTALLY DISSAPOINTED! Ya Allah kenapa ada aja yang bikin kesel hari ini? Giliran gue udah bawa duit, tasnya keburu disamber orang -_______- Poor me.

Tapi ya udahlah, toh akhirnya gue beli tas yang nggak kalah bagusnya. Cuma beda warna doang sih. Yang gue incer warnanya kuning-coklat, tapi yang ada warnanya pink rose gitulah. Nggak terlalu girlie, tapi kalo warna cerah, cepet kotor, apalagi gue orangnya *errr* jorok. Ya tapi jadi sih gue beli itu. Abis itu gue ke atas, beli buku tips nuntasin TOEFEL, kamus 8 bahasa, sama buku tentang sejarah dan kebudayaan Russia gitu. Anyway, bagi kalian yang nggak tau, TOEFEL itu tes yang harus kita lewatin kalo kita mau masuk sekolah internasional. Gue udah ngincer salah satu SMA internasional, jadi kalo ntar dites udah ada persiapan dikit, lah. Walau masih lama, apa salahnya kan siap-siap dari sekarang? *so filsuf*.

Abis itu kita bayar semua belanjaan gue. Senta nggak beli apa-apa dan Ajeng beli buku kumpulan soal-soal UAN yang tebel abis -_- Jujur gue udah lumayan percaya sama buku BTA gue, jadi gue nggak beli buku begituan. Gue beli apa yang belum gue dapet aja dari pendidikan formal. Abis itu tanpa babibu lagi kita langsung balik deh. Gue pulang ke rumah sedangkan si Senta sama Ajeng ke 12 lagi.

Udah NIAT nggak mau kursus, tapi Allah berkehendak lain.
Pas gue di rumah, ujan, lumayan gede. Gue di rumah sama adek gue karena bokap kerja dan nyokap kondangan. Gue masak mi *adek gue yang nyalain kompor gasnya* dan makan berdua sama adek gue, terus gue ditinggal tidur. Hawa AC di kamar udah semriwing bangettt, pengin banget tidur, tapi gue inget hari ini gue kursus. Damn.

Gue udah niattt banget nggak mau kursus, soalnya karena capek, ngantuk, hujan pula. Tapi gue shalat Ashar aja, terus mandi dan ganti baju, urusan jadi atau nggak jadi ke ILP mah urusan kedua, lah. Abis gue shalat, gue jadi ada niat buat kursus. Bokap gue kan udah bayar mahal-mahal, masa gue nyia-nyiain cuma karena males? Lagian kan cuma sejam dan nggak ada ruginya. Selain iu, tanggal 19 nanti gue udah final exams.

Gue minta doa restu dari nyokap yang kebetulan pulang, abis itu ke ILP, deh. Di room 15, udah ada dua tas lain, tapi cuma ada native gue, Mr Mike, di sana. Gue beruntung banget diajar sama native seramah dan sebaik dia. Baikkk lah orangnya. Abis itu dia ngajak gue ngobrol meski gue cuma bisa bales yang dia omongin sepatah-sepatah. Dia nyeritain kalo dia naik taksi dan tukang taksinya fasih banget Bahasa Inggris, dan dia ngasih tips biar cas-cis-cus speaking English. Gue nyengir dan bales, "I practice it too in my home. Some people call me crazy." Tadinya I wanna asked him something, karena ini bahan yang penting buat "proyek" yang lagi gue kerjain, eh si Rafly masuk. Dia nih galau mulu tiap hari. Tiap Mr Mike nanya, "Are you happy, Rafly?" dia selalu geleng-geleng. Udah gitu suaranya juga kecilll banget. Bikin ngenes, lah.

Afterthat I looked at the whiteboard, and there are some words. "BRING YOUR CHAIR TO ROOM 8." yang ditulis dengan huruf khas Mr Mike. Temen gue yang lain, Harris sama Reza, dateng. Oke, cuktaw gue cewek sendiri.

TAPI ada untungnya juga gue jadi cewek sendiri, HAHA. Karena Mr Mike emang baik banget juga, akhirnya dia bilang pas gue ngegeret bangku gue, "Let me bring it. You're a lady, but man can bring their chair by themselves." HOAHAHA. Gue bilang, "Thank you," dengan muka sumringah, abis itu ngikutin dia ke room 8.

Mr Mike opened the door and... GUESS WHAT! Native yang MIRIP ROBERT PATTINSON itu ada di sana! Ya Tuhan.... Jangan bilang kalo....

Lamunan gue langsung buyar pas si native yang mirip RP itu narik tangan gue, megang pergelangan tangan gue, Saudara-saudara! Abis itu dia naro selembar kertas di atas tangan gue dan dengan suaranya yang keren dan cool khas Amerika, dia bilang, "This is for you. Start with number 13."

Ya Allah, kalian bisa tebak kan reaksi gue kayak gimana? Mendadak beku di tempat kayak patung, tangan gue yang barusan dia pegang supercepet itu langsung dingin, kaku. Bukan cuma itu, dia dorong bahu gue ke kursi yang udah disediain. Gue duduk di sana, dan belom ada 5 menit, dia megang tangan gue lagi, kali ini dia narik pulpen gue dengan keburu-buru sambil bilang, "Sorry, your pen," buat ngabsen. Gue langsung pusing rasanya.

Jadi yah, ceritanya hari ini kita bakal diputerin film Rise of the Apes Planet (atau Planet Apes?). Film soal hmm, kera tanpa ekor itu lah. Ya ampun, mantan gue, Tom Felton, main di sini, dan dia keren bangettt! Dia jadi tokoh antagonis but, justru di situ letak ke-cool-annya dia. Pas lampu-lampu dimatiin, tiba-tiba si Mr Robert Pattinson duduk di samping kanan gue! He choose a chair next to me of all these chairs! Gue langsung ngefly ke langit ketujuh, dan dia mainin HP-nya, tapi SEKALI tadi dia ngelirik gue! Mata gue tetep tertuju ke film karena ada 30 pertanyaan yang mesti dijawab *technically, only 17 haha*. Eh bocah disamping gue nanya, "Mr Keegan, blablabla?"

NAMANYA KEEGAN! Jantung gue langsung kayak cekat-cekot kayak di iklan obat mag itu. Mr Keegan jawab dengan suaranya yang cool itu, terus lanjut nonton. Tau nggak gue ngebayangin apa? Gue ngebayangin gue sama dia ada di bioskop dan kita makan popcorn sekardus kecil berdua.... Mukanya ituloh, tetep ganteng meski gelap-gelapan gini!

Gue juga tau kalo kelas ini adalah kelas tempat dia ngajar, karena dua native lain juga ke sini *selain Mr Mike buat ngedampingin kami gueRaflyHarrisReza*. Abis itu tiba-tiba pintu dibuka, dan Namira (room 15 too) masuk. Gara-gara udah nggak ada tempat lagi, Mr Keegan nyuruh Namira duduk di samping gue, di tempat dia tadi, terus di lengser ke belakang, disamping Mr Mike. Gue noleh ke belakang ekstracepet dan ternyata dia ada dua baris di belakang gue. Di belakang gue Harris, badannya yang bulet cocok jadi LOVE. AAAAAAA....

Kita nonton film walau gue nggak ngerti apa maksud tuh film. Samar-samar gue denger Mr Mike bilang, "You're younger than me, 29 yo isn't old enough, son," gitu, ke Mr Keegan! Ya ampun... 29 tahun? Aaaa belum jauh-jauh banget dari gue itumah! *Terlalu berharap*. Pas filmnya abis, Mr Keegan maju dan ngebahas soalnya satu-satu, dan bangganya, seringnya anak-anak dari room 15 yang ngejawab. Sambil ngebahas dia bercanda, ketawa. Ya Allah, suaranya itu loh, nggak nahan! Gue juga ngejawab satu pertanyaan, "What's the last word that Caeser said?" jawabannya, "Caeser is home." Dia natap gue langsung di mata, gue nahan diri buat nggak lompat. Selesai ngebahas soal, kita dibolehin pulang.

Gue sempet nanya ke Mr Mike *sebenernya modus biar gue ngeliat Mr Keegan lebih lama lagi*, "How about chairs of room 15?" dan Mr Mike jawabnya singkat+senyum, "Oh, don't worrying...." Gue ngangguk dan turun ke bawah sama anak-anak room 15 yang lain.

Keegan.... I see sparks fly whenever you smile....
Thanks God it's Friday :)

2/12/2011.
Esa Khairina.