mercredi 10 août 2016

Second Term: Salty Saccharine

(Mengintip dari jendela.)
(Hm, berdebu.)
(Brb cari kemoceng.)

Hi there, Captain! Selamat kepada kamu, orang gabut kesekian yang nyemplung ke dalam kenangan genangan blog ini. Setelah mengisi blog ini dengan dua post yang moga-moga bermanfaat (baca: paper berdasarkan passion yang sayang dianggurin di folder tugas, sok atuh scroll sedikit), biarkan Echa kembali menjadi awkward ninja she has always been.

Well, so... after carefully considering what would I do with this blog, I came up with this idea. Agar menjaga blog ini dari sarang laba-laba (ditambah banyaknya pertanyaan seputar kehidupan kampus tu ngapain aja sih) Echa memutuskan untuk selalu menulis rewind tiap semesternya. Oho, tenang aja, saya nggak akan copas semua tugas gue di sini kok karena kalian bisa mati bosan kalau baca review-slash-biografi Aquinas saya but rather I would focus more on some fun (or boring) activities I followed last term.

(Asik.)
(Akhirnya Echa punya proker.)
(Echa untuk hidup yang lebih teratur.)

Semester kedua saya di HI, FISIP, UI nggak se-hectic semester pertama. Hal ini punya sisi alhamdulillah dan astaghfirullah-nya sendiri-sendiri. Alhamdulillah, karena saya nggak tahu apa saya bisa survive empat tahun kalau sibuknya kayak semester satu. Astaghfirullah, karena saya jadi merasa jetlag menggabut setelah satu semester pulang paling cepat pukul 9 malam.

Gimana dengan kehidupan akademis saya? Astaghfirullah atau alhamdulillah? Biarkan saya review satu-satu. Karena matkul saya masih dipaketkan, maka saya mengambil 20 SKS semester ini. Matkul pertama saya adalah MPK Bahasa Inggris. Menurut saya ini kayak semacam lanjutan matpel bahasa Inggris kalian di SMA sih, tapi banyak topik SMA yang nggak diulas ulang, so you have to review it yourself. Kalau di SMA kita lebih diajarkan pada struktur kalimat yang benar dengan segala tenses dan grammar, di MPK Inggris dituntut bisa merangkai paragraf padu akademis tanpa cela. And I'm going to be upfront about it: susah, men. Karena selama ini kita di-expose pada tulisan bahasa Inggris yang sifatnya populer, jadi agak kagok juga waktu disuruh nulis sesuatu yang ilmiah dan terstruktur. (I don't work well with structure, mind you.) Anyway, MPK Bahasa Inggris ini disebut sebagai matkul 3 SKS rasa 6 SKS, karena kita mempelajarinya selama lima jam seminggu (satu jam matkul: 50 menit). Dua jam buat reading, tiga jam buat writing. Me, I loafff the reading session more, karena selain lebih singkat (hehe, saya kan mahasiswa biasa), metode mengajar dosen saya, Miss Arshinta, itu seru, dan materinya juga nggak hoam.

Matkul kedua saya adalah... MMI. Manusia dan Masyarakat Indonesia. HAHAHA ini nggak usah dibahas ya, nanti kalian yang di FISIP nggak surprise lagi :-) Tapi percayalah ketika saya mengatakan, setiap hari Senin usai MMI, profile picture grup Line kelas selalu berubah dan dosa kami bertambah karena gibah. Friendly reminder: buruan research apa itu air panas dingin di Yutob. Bye. (Anyway, I'm not being fair, MMI itu sebenernya superseru, 11/12 lah sama Pengantar Antrop, tapi buat saya terlalu ngawang.)

Geng Air Panas Dingin/AC Satu Sisi/Janda Yutob
Lanjut. Matkul ketiga saya, yang juga ada pada hari Senin, adalah Penulisan Populer. LOL ini perjuangan banget sih saya bisa dapet kelas iniii, but that's a long (and scary) story. Saya bukan kucing yang nyawanya sembilan, jadi harus ekstra hati-hati. Oke, sekian Preambule-nya. Actually, mostly teman saya mengambil matkul Aceng (Academic English), tapi konon itu 11/12 sama MPK Bahasa Inggris dan disebut "matkul rekreasi" karena easy A. Gara-gara tekad saya nggak mau menjadi diri yang lama di SD-SMP-SMA (saya datang-saya makan dan pulang-saya mengucapkan assamu'alaikum), saya ngambil Penpol, deh.  Penpol itu matkul eksternal yang saya belanjakan dari FIB, dan menurut saya ini matkul ringan yang lumayan beban kalau Anda deadliner. Why? Karena setiap minggu bakal diberikan satu plot prompt oleh dosen untuk ditulis dan diserahkan minggu berikutnya. Saya agak keteteran di sini karena paling nggak bisa nulis bebas dengan tema dan deadline. Tapi ini melatih kreativitas (dan daya nge-deadline) banget sih. Nah, setelah tugas diserahkan, dosen bakal membentuk FGD (focus group discussion) untuk mengulas output tugas yang dikumpulkan. You may be lucky or you may be unlucky HAHA, karena selera orang beda-beda, dan kalau ada yang nggak suka sama cerita kamu, siap-siap dapat nilai 6. Minggu depannya lagi, dosen bakal mengembalikan tugas, disertai komentar teman-teman dan komentar beliau sendiri. Kadang diomongin juga di depan kelas. So, beware, beware, siapkan mental ahahaha.

And now comes the mighty MPKT B. Jujur, sampai sekarang saya masih nggak nangkep faedah matkul ini tuh apa, karena basically kalian yang anak Soshum akan dihadapkan lagi pada statistika dan ulasan-ulasan IPA yang sifatnya teknik banget. Enam SKS, dan setiap kelas, pasti ada tugas. Lupakan kalau mau obob-obob cantik di kelas ini. Kamu bakal dibagi jadi FG dan HG, lalu membuat tugas berupa peta konsep (semua tugas MPKT B bentuknya either presentasi atau peta konsep, mancay kan) dengan deadline sedadakan tahu bulat. Peta konsep itu dibuat di aplikasi bernama Cmap Tools. Kalau udah, di-upload ke Scele. DAN INI TRICKY BANGETTT karena kamu harus well-aware dengan waktu batas pengumpulan (kalau lewat nilai otomatis kepotong), folder pengumpulan, dan kelompok. Apakah semua selesai setelah dikumpulkan? HAHA YOU WISH. Kamu masih harus melakukan group discussion di Scelemelekete itu, hasil diskusinya dibikin presentasi deh. Cuma itu nih? HAHA YOU WISH (2). Semua orang bakal kebagian presentasi individu dengan topik teknikal ituuu, dan semua orang harus kebagian nanya dan mengkritisi. Lalu dinilai dan nilainya itu upload ke Scele lagi. Apalagi yang harus di-upload ke Scele? Revisi presentasi setelah kamu dibantai habis sama kelompok lain. 

#HG3Bangga mempersembahkan:
Berta, Echa, Vania, Rakha, Amel, Ocha
Yha, tapi enaknya MPKT B, waktu ujian kamu boleh bawa cheatsheet, jadi sangat membantu sih. Karena MPKT B juga, saya disatukan (cih, padahal paling sering perang di grup) dengan lima orang ini: R. Vania Sapphira (R itu bukan singkatan Raden, fyi), Amalia Rufaida (closing speech-nya akan dikenang sepanjang masa), Alberta Prabarini (she writes decent blogposts, to be honest), Rakha Andinayaka Indra (Van gue masih inget dia tepuk-tepuk di jalan astaga), dan Emia Krisna Pepayosa (nggak tau kenapa saya sama ni anak melulu kalau kelompok diacak). HG kami, HG 3, punya nama RARE dan trademark #HG3BANGGA. EMPAT BULAN COY setiap Rabu dan Jumat duduk menggerombol dengan mereka. Mulai dari berantem over smallest things, nge-Google nama satu sama lain, nyemal-nyemil di depan Mbak Arleni (Ocha suhu danus Kelas O selain Hanim), ngelarin presentasi sembari nunggu kelompok 1 selesai (kami super multitasking emang), ngisi Icon Pop Quiz nama kota, sampai tiba-tiba dibantai Rakha waktu lagi presentasi. Jadi, ya, mereka kelompok paling longlasting dan so pasti paling saya rindukan. (Brb buang ingus.) Anyway, for me personally, MPKT B itu salah satu media sosialisasi isu-isu lingkungan hahaha, dan kudos Greenpeace, kudos Kak Andre, saya survive dan bisa menjalankan semua project matkul ini dengan antusias. Saya juga suka banget sama dosennya, Mbak Arleni. Beliau asalnya dari FK dan saya pikir awalnya beliau super-strict dan nggak paham sama keadaan FISIP, but she turned out to be one of my fav lecturer this term.
(Ok, kalau kalian yang baca ini baru kelar MPKT B juga, maaf ya kubuka album biru luka lama.)

Now prepare yourself for Pengantar Metode Penelitian Sosial a.k.a. PMPS. Satu-satunya yang saya ingat dari matkul ini adalah saya dibantai saat presentasi setelah begadang semalaman, dan setengah waktu saya dihabiskan jalan-jalan ke Bogor saking seringnya ni kelas di-cancel dadakan. The rest you have to find out yourself.

Nah, matkul saya yang terakhir sekaligus yang paling sakral adalah Pengantar Ilmu Hubungan Internasional alias PIHI. Alhamdulillah, trauma saya tidak terulang. Saya tidak harus mengikuti kuis peta buta dan ditanyakan kapan Kongo ganti nama jadi Zaire, tq. Saya lumayan suka matkul ini (tbh, menurut saya ini matkul paling jelas sepanjang semester dua) karena dosen saya superenak ngajarnya hehe. Ada dua review yang harus dituntaskan sebagai tugas di kelas ini: review pemikiran tokoh dan review konsep. Saya kebagian Thomas Aquinas (pencetus teori Just War) dan International System (menurut saya ini konsep paling luas dan indefinite di antara semua konsep, jadi agak susah nyari sumber literasinya.) Matkul ini juga menuntut analisis dan bukan hafalan, dan waktu UAS, saya disuruh bikin analisis dari berita internasional yang lagi yahud yang tidak ada di Line Today. Tq. Tq. Tq.

I seriously loved second term karena... menurut saya kehidupan perkuliahan yang paling dekat dengan cerita-cerita FTV ya adanya di semester ini aja. Hari Selasa, saya libur. Pulang kuliah, saya biasanya wisata kantin fakultas atau memonopoli hotspot Perpusat buat nulis, latihan desain, download lagu beralbum-album di Joox, nunggu Gojek selesai rush hour, nunggu hujan, nunggu kegiatan kepanitiaan yang biasanya dimulai pukul tujuh, dan bikin review PIHI lain sebagainya. Setelah jadi laler toko buku, saya juga jadi laler Perpusat karena tahu spot-spot rahasia yang pewe untuk tidur, gosip, ngemil, mengamati manusia, atau sekadar membaca dalam damai.

Kalau weekdays saya lumayan senggang, gimana dengan weekend-nya? HOHOHO. Usually fully booked. I plunged into two volunteering activities: jadi pengajar di Rumah Belajar BEM UI, dan volunteer in charge di Greenpeace Youth Jakarta. Bukannya tanpa perjuangan juga LOL bisa jadi pengajar Rumbel :( Awalnya, aplikasi saya nggak masuk karena dengan begonya saya lupa klik "SUBMIT" di G-From. But I got help from my friend Novi, lalu saya diwawancara khusus dengan Kak Alifah, and then I was in a team consisted of four people (Farah, Kak Ratih, Nova) to teach the second graders!

"Mana burungnya?"
Saya mendaftar jadi volunteer Greenpeace murni out of curiosity, karena selama ini belum pernah nemu organisasi internasional pejuang lingkungan yang membuka kesempatan relawan dari anak muda. (Later I found out about WWF Voluntary Program, but well...) Kegiatan GP bermacam-macam, mulai dari kunjungan sekolah untuk edukasi, update campaign, sampai aksi di daerah-daerah tertentu. Saya juga sampai dua kali diundang jadi juri bareng Kak Andre (which is Leader Greenpeace Youth Jakarta) di acara Greensomething PNJ dan PADUKA FEB UI.




Bagi rapor. EA.
The tricky part: kegiatan GP biasanya ada di hari Sabtu, sama kayak jadwal mengajar saya. So I usually spent my Saturday commuting Fatmawati-Tebet/Kuningan-Depok. JANGAN DITIRU! Mengajar anak kelas 2 SD butuh energi dan asupan nutrisi. Mengingat-ingat materi SD, pura-pura ceria, teriak-teriak di saat mereka bandel dan teralihkan perhatiannya, dan ngikutin mereka main buaya-buayaan di saat istirahat itu butuh banyak tenaga, soalnya. Serius. Hari Sabtu saya terasa lebih melelahkan daripada empat hari kuliah. But it was worthy and I felt content and happy. The fluttery feeling you get when you know you do the right thing.


Jagoan Neon kelas 2
Selain ngajar mingguan, Rumbel BEM UI juga punya dua kegiatan lain: study tour dan Pagelaran Bocah (Pagecah). Kami jalan-jalan ke Museum Keprajuritan di TMII, dan kelas 2 digabung dengan kelas 1. Sebelum berangkat, nyokap mewanti-wanti saya, "Jagain itu anak orang, kalau hilang kamu tanggung jawab." HAKJLEB. Untungnya, justru mereka yang selalu mau dekat-dekat saya sampai kedua tangan selalu penuh. Hamdallah nggak berasa jomblo. (Tapi pusingnya di dalam bus sih.) (Serius, mereka gelantungan di holder bus dan ngeluarin kepala dari jendela.)

Pagelaran Bocah dijadikan proker sendiri dan menarik keikutsertaan panitia di luar Rumbel, jadi saya harus ikut oprec lagi. Ini juga perjuangan, men. Saya sempat galau berat di hari wawancara--I was thinking to myself, repeatedly, "Terusin nggak ya?"--karena sudah menjadi PJ suatu divisi di event Greenpeace. Takut keteteran aja, sih. But some unexpected things happened on the day of my interview and prevented me from going home. Satu, ada diskusi dengan Kak Andre di Perpusat. Dua, saya keterusan ngobrol dengan Fachri dan Amel, dua teman HI, sampai-sampai saya kedahuluan hujan. Masalahnya, orang yang mewawancara saya juga nggak membalas SMS, sampai saya menghubunginya via WhatsApp. Begitu flow informasi sudah lumayan lancar, HP saya mati.

Damn.

Luckily, Fachri stayed with me until the very end :") Dia yang meminjamkan saya ponsel untuk menelepon dan baru meninggalkan Perpusat setelah saya ketemu Kak Hilya sang pewawancara (perjuangannya juga nggak banget karena banyak orang yang pakai baju warna sama kayak beliau). Fachri juga yang sangat meng-encourage saya untuk melanjutkan wawancara dengan mantra berikut, "Kalo kata emak gue, buat ngilangin penasaran." In three words I can sum up everything I know about him: Fachri memang luvli.

Dan rezeki anak solehah, hujan reda setelah saya wawancara, dan Kak Hilya juga menawari saya tebengan sampai ke stasiun. In the next two months, saya yang keterima di kepanitiaan itu juga sering nebeng triceng motor Kak Hilya. She also introduced me to some cool places I'd never been before. Booth kami di Pagelaran Bocah, Kampung Main, juga laris manis dan membuahkan keringat. Better late than never: kudos to Kak Hilya, Kak Kavita, Gio, Gen, Retno, Dadam, Intan. Big <3

It looks nice on photo but you will never know the struggle

Para Mafia
(Behind the scene ed. before)

"Lempar saja dadunya biar ramai!"

Tim Terkalahkan
(Behind the scene ed. after)

I made a crucial change on my lifestyle, starting from year-end holiday sih. I decided to satisfy my wanderlust, my thirst for travel. Last year, I had a painstaking mental breakdown and somebody who knows me by heart advised me to travel more to heal myself. And it works! Setelah buku dan ongkos, pengeluaran terbesar saya dalam sebulan ya, buat jalan-jalan. Setiap ada matkul yang di-cancel, setiap jenuh di suatu kelas padahal jatah absen belum dipakai, setiap malas pulang, saya akan jalan-jalan. I will definitely make a special post for that.

So, how was my second term in the end? It's a familiar misfit: sweet and salty and sour and bitter and those get along well in my memories. Now, after I took my baby steps, I am not so ready for the real jungle of my college life namely second-year. (Sori mengharu-biru, baru kalah SIAK-War soalnya.) But, hey, change and challenge are two inevitable things, right?