mercredi 28 décembre 2011

Believe it or not, Napoleon Bonaparte and Neil Amstrong were Moslems!

Oke, oke, gue tebak sih 50% dari kalian ngebuka post gue yang satu ini karena penasaran, "Beneran tuh, Napoleon Bonaparte orang Islam? Neil Amstrong juga? Yang pertama kali ke bulan itu, kan?" dan 50%-nya lagi karena bingung, "Napoleon Bonaparte itu siapa?"

Saya jelasin pelan-pelan, ya. So, Napoleon Bonaparte itu kaisar besar Prancis yang berhasil membuat dataran Eropa tunduk pada kekuasaannya, kariernya dimulai dengan menjadi tentara ekspedisi Prancis dan berhasil memenangkan peperangan melawan Inggris. Di saat Napoleon baru mencicipi nikmatnya menjadi kaisar, negara Prancis digempur habis-habisan oleh negara lain, karena saat itu memang kondisi politik Prancis lagi nggak kondusif, protes dan pemberontakan di mana-mana *well, bisa gue bilang mirip lah sama tragedi 1998, tapi mungkin skalanya lebih besar*. Tapi apa? Napoleon yang saat itu menjadi pimpinannya, berhasil mempertahankan Prancis, mereka kalah! Pada tahun 1799 ia melakukan kudeta, dan tahun 1804, dia resmi menjadi kaisar.

Sebenernya masih banyak kisah menarik tentang Napoleon, tapi kayaknya butuh bab sendiri buat ngejelasin karena menurut gue, beliau terlalu hebat, terlalu menarik. Saking hebatnya, dia menduduki peringkat 34 dalam daftar 100 Manusia Paling Berpengaruh dalam Sejarah-nya Michael H. Hart.

Satu hal yang gue sayangin, sampe gue kelas 9 sekarang, gue belum dapet pelajaran tentang Napoleon dari Sejarah. Padahal di negara-negara tetangga, beliau adalah tokoh penting. Gue tau itu semua karena sejak kelas 7, Ayah-Mama udah mengenalkan internet sebagai guru keempat, setelah guru di sekolah, Mama, terus buku. Setiap gue ngeliat kata yang nggak gue ngerti di suatu tempat, pasti gue browsing. Gara-gara gue gampang penasaran... tanpa sadar gue hafal riwayat hidupnya Napoleon dan diluar kepala hafal tentang sejarah umum Prancis. Oke, gue mulai nyombong.

Back to the Emperor.

Terus setelah berulang kali gagal, terutama setelah kegagalan Napoleon dalam Ekspedisi Russia, beliau jatuh, dan diasingkan di sebuah pulau terpencil di Samudra Atlantik sampai ia meninggal di tahun 1821. Tapi gue pernah baca teenlit yang judulnya Betsy and the Emperor, di situ dijelasin kalo Napoleon diasingkan ke sebuah pulau bernama St. Helena yang sekarang masuk ke dalam wilayah Britania Raya. Hmm, untuk benar atau nggaknya, gue nggak bisa jamin, deh.

Ada dua hal yang menarik tentang Napoleon, dua hal yang BARU gue ketahui setelah gue tiga tahun ngubek-ngubek internet untuk bener-bener hafal semua sejarahnya. Yang pertama--gue baru baca ini hari Senin kemarin--ada blogger di Kompasiana yang namanya saya lupa, dia bilang kalo Napoleon adalah keturunan... Sultan Hasanudin.

DUAR.

Mingkem, Mbak, mingkem.

Oke, jadi kalo dijelasin lagi, cucunya Sultan Hasanudin bernama Daeng Ruru dan Daeng Tulolo (yang nama Eropa-nya jadi Louis Pierre de Macassart & Louis Dauphin), dibawa tentara Prancis dan menetap di sana, terus jadi moyangnya Napoleon. Clue-nya, postur tubuh Napoleon emang--maaf ya, Om--standar, nggak setinggi rata-rata orang Eropa.

Yang jelas, sih, gue nggak tau itu bener atau nggak. Kalau misalnya bener, tentu dong beritanya udah beredar dari mulut ke mulut, tapi gue aja baru denger sekarang. Namun kalo misalnya bener, widiihhh kita wajib berbangga diri karena salah satu orang terhebat dalam sejarah adalah keturunan Indonesia! Bisa gue ulangin? Keturunan INDONESIA.

Satu lagi yang menarik tentang Napoleon adalah fakta kalau dia adalah seorang Muslim, dia memeluk Islam dan meninggal sebagai seorang Muslim. Yang ini juga bikin gue galau semaleman, gara-gara sebulan sebelumnya gue baca buku travel-sejarah bernuansa Islami berjudul 99 Cahaya di Langit Eropa. Jadi di situ dijelasin kalo Napoleon adalah Muslim. Mungkin sampe sekarang gue bakalan ragu, kalo hari Senin gue nggak nonton acara dai gitu di TV One, dan salah satu kontestannya dengan gamblang nyeletuk, "Napoleon Bonaparte dan Neil Amstrong adalah Muslim." Gue langsung buka internet dan nyari kebenarannya. Ternyata di dunia luar, beritanya udah heboh sejak tahun 2008. Cuma mungkin karena di Indonesia, Napoleon sendiri adalah sosok yang tabu, jadi berita kayak gitu nggak penting, kali, ya *maaf terlalu sinis*

Daaan kejutannya adalah, artikel-artikel di Google yang ketemu hampir semuanya berbahasa Inggris *langsung buka kamus*. Berbekal kamus dan percaya diri selangit karena *ngerasa* udah bisa, gue baca deh tuh artikel.

Gue kutip kata-katanya Napoleon yang diterbitin di majalah Singapura edisi Oktober 1936, majalah Genuine Islam *NB: ini cuma sebagian aja yang gue kutip, soalnya panjang, hehe*

"Surely, I've told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I'm a Unitarian Musselman and I glorify the Prophet Muhammad and that I LOVE THE MUSSELMANS.

"In the name of God the Merciful, the Compassionate. There's no god but God, He has no son and He reigns without a partner."

Bingung ya? Gue aja yang baca juga rada bingung, HAHA. Tapi di artikel lain, ternyata ada juga yang ngulas tentang keislamannya Napoleon. Telat banget! Giliran gue udah baca ribet-ribet, eh nggak taunya ada juga versi Indonesia-nya.

Pada masa itu, sih, banyak yang nggak percaya kalau Napoleon itu Muslim, dan pada nuduhnya dia melakukan itu untuk mengambil hati warga Mesir tempat dia melakukan ekspedisi. Tapi kalo kalian udah baca 99 Cahaya di Langit Eropa, kalian nggak akan ragu kalau Napoleon benar-benar ngelakuinnya atas dasar kesadarannya.

Jadi Napoleon membangun Axe Historique atau garis imajiner yang membelah kota Paris. Banyak bangunan penting Prancis dibangun lurus di garis itu, sebut aja Monumen du Carrousel, Obelisk Luxor, Arc de Triomphe--yang dia bangun untuk memperingati kemenangannya--dan La Grande Arche de la Defense. Dan Axe Historique dibangun menghadap Mekkah, kiblat. Arah paling istimewa bagi Muslim di seluruh dunia.

Dan kalian tahu sebutan lain bagi Axe Historique?

Voie Triomphale.

Jalan Kemenangan.

Nah, nah, masih ragu juga? Itu sih, terserah kalian. Sesuai title blog gue, I just wanna speaks up my mind!

Oh iya, masih ada satu tokoh lagi yang perlu kita bahas. Si hebat Neil Amstrong, orang pertama yang menginjakkan kaki ke Bulan. Konon, jejak kaki Amstrong tetap ada di bulan, lho, sampai sekarang, berhubung di Bulan itu hampa udara dan nggak ada angin, ujan, badai, petir, puting beliung.

Jadi, jadi, jadi, gue jelasin secara singkat aja ya, berhubung gue juga udah ngantuk. Jadi, katanya sih Neil Amstrong dapet hidayah. Jadi di Mesir, dia denger suara adzan, dan dia bilang ke temennya kalo itu suara yang sama dengan suara yang dia dengar ketika dia ada di bulan.

Setelah itu dia dapet hidayah dan memeluk agama Islam. Kok indah banget ya, ceritanya? Subhanallah sekali, Bulan dan Bumi yang terpisah jarak ratusan tahun cahaya, namun suara adzan kedengaran di sana!

Tapi banyak juga yang ngeprotes cerita ini, katanya sih, di pencerita cuma ngarang-ngarang aja. Gue sebagai Muslim, stay positive aja, hehe :D

So, do you believe it? It's up to you!

Aucun commentaire:

Enregistrer un commentaire