jeudi 9 janvier 2014

Cornered

Those seconds when you have that urge to find a corner...

and you find it

and you cry.

Gue mengalaminya saat ini.

Pernah ga kalau lo ngerasa semua hal yang lo lakuin selama ini sia-sia? Kalau every struggle you struggled ga berarti apa-apa? Kalau semua janji yang lo bikin karena lo dengan senang hati menepatinya, ga dipedulikan oleh mereka. Bahkan, mereka ga ambil pusing kalo janji lo itu keluar dari hati atau bullshit belaka.

Maybe it's me and my blind opstimism to blame.

Pernah ga waktu sekitar lo tiba-tiba meninggi dan menggerombol sedangkan lo tetap elo. Yang kerdil dan sendiri di dunia yang besar ini. Yang nyari pojokan untuk bersandar dan nangis. F*ck metaphors, gue emang pendek, jadi yah perumpamaan ini tak sepenuhnya bermakna kiasan, lah.

There are some things I need to confess. Gue adalah tipikal orang yang lebih seneng dipeluk daripada dikasihtau, "I love you." Because what? Karena ada beberapa hal that only your body gesture can express, can't be represented with your words. Cara lo mengerling dia yang lo selalu tunggu di koridor sekolah, cara lo senyum begitu dia akhirnya nongol; karena dengan ngeliat dia aja lo bisa seneng. It was weird. It was rare. I remember it all too well. The feeling was abstract. But it was there. Skipping your heart a beat.

Dan cara lo memeluk lengannya, berharap dia juga emoh melepas lo; berharap dia bisa baca isi pikiran lo, berharap dia juga merasa apa yang lo rasa. When someone does that to me, I know from the very first touch that they love me.

Poin gue adalah, gue lebih suka dikasih bukti alih-alih janji. Maaf ya, udah muter-muter segini panjang ga taunya gini doang.

Gue kesel. Ga tau kenapa. Padahal sepele. Tapi tetep aja gondok. I hate those kind of people who say, "I miss you," without even making any effort to erase that missing feeling. To replace that, "Kangen. Kapan ketemu?" dengan, "Kapan-kapan lagi yaaa."

Oke ya. Call me unromantic tapi gue emang jarang bilang kangen. Jarang. Mungkin karena kata rindu itu gue tumpahin ke puisi yang menye-menye atau cerbung tanpa ujung. Menurut gue sendiri, kata itu usang. Bakal kehilangan arti kalau lo ga segera memberi bukti. Dan gue mengganti semua aimisyu itu dengan rajin update tempat-tempat hang out seru atau ngajak mereka ke event tertentu. It's my way showing people how much I care.

Gue ga bakal jadi munafik di sini. When it comes to affection, I don't always give without remembering. Sadar atau ga, we're craving for it. Mungkin di kamar, saat lagi baca ini, kepala lo goyang-goyang kayak pigura anjing di dasbor mobil, menggelengkan setiap kata. Tapi menurut gue, affection itu harus sirkular. Dua arah. When you give your affection to people you love, you expect them to give theirs in return. Yea teori gue ga berlaku buat mereka yang jatuh cinta diam-diam, sih. Yang ga cukup kuat buat mengungkapkan perasaannya tapi pemberani untuk menyimpan gejolak itu sendirian.

Gue tau hal berubah. I watch every motion of it. Time changes people. Pain changes people. They change me, too.

But really, I'll do everything it takes to get you back.

Gue tau lo yang baca ini juga pasti membayangkan wajah that one person ketika membaca kalimat di atas. Yang transformasinya terlalu ekstrem sampai lo lupa kayak gimana mereka sebelum bermetamorfosis. Yang lo terima dan berusaha menyesuaikan karena cuma itu yang bisa lo lakukan. Cause that's what (boy)(girl)(best) friends are supposed to do, begitu kan, liriknya? Accepting each other's flaws, because it hurts you less than watching them go.

Kadang lo mikir apa mereka masih butuh lo. Karena selama ini hanya lo yang berjuang. Karena selama ini hanya lo yang berusaha mempertahankan. Karena selama ini hanya lo yang memberi bukti.

...

iya, kan?

Tapi lo juga ga berani nanya, apalagi mengonfrontasi. Karena lo takut dengar kenyataannya. Karena lo takut kalau suspeksi lo benar--bahwa mereka memang ga butuh lo, it would shard you to ashes. Karena lo takut mendengar gema pengakuan diri lo... bahwa lo butuh mereka.

...

iya, kan?

Aucun commentaire:

Enregistrer un commentaire