mercredi 29 mai 2013

It All Began With....

Kecintaan gue terhadap buku, apapun jenis genre-nya, siapapun penulisnya, gue selalu cinta buku. Btw, pertanyaan yang tepat dari jawaban rancu gue adalah: "Kenapa kamu/kakak/Echa jadi suka nulis cerita romance?"

Hm, kayaknya Indefinitely, Maybe gue emang bawa kontroversi yak, wakakak. Tapi literally I'm satisfied with my work:D Karena esensi dari menulis, menurut gue, adalah bikin lo puas. Dan lega. Because a writing can tell you more than a mouth ever does.

Eniwei gue juga dapet protes dari beberapa orang muahaha, dikata kok-tulisannya-jadi-dewasa-gini-gabisa-dibaca-sama-anak-kecil-dong. FYI, I'm not that kind of person who says something just to please you, and this theory works out on this thing, too. I never press your children-slash-sister-slash-brother to read ALL my writing. And don't forget that now (I say it proudly) I'm a half-grown-up-girl, so never blame me for testing-slash-tasting some things new;)

"Kenapa ga nulis genre adventure aja?" Hahaha genre adventure tuh terlalu detail kalo ditulis di blog, dan genre favorit saya:) Kalo romance itu yaa, katakanlah gini, apa sih yang terjadi dalam lingkup orang yang jatuh cinta/pacaran? Ya paling itu-itu aja, walau gue berusaha bikin kisah yang ga itu-itu aja buat yang baca.

Trusss ada juga yang nanya gini, "Kakak lagi jatuh cinta ya?" atau, "Tokohnya siapa Kak di kehidupan nyata?" Yang nanya ini sih udah cukup mengenal gue untuk tau gue selalu nulis kisah nyata yang disensor nama tokoh dan tempatnya HAHAHA. Oke. It took me forever to discover, I didn't write IM because of anyone, or anything, and not for anyone or anything. I just found myself daydreaming about a perfect love, though I had fathomed well that perfection is such a bullshit, and only fools who daydream about it. But yes, I daydream about a perfect love, which is, di dalamnya ada give-and-forgive, action-and-reaction, dan konflik, yah, jujur kali ini gue bikin konflik yang rada menantang HAHAHA abisan niatnya ga mau bikin cerita cengeng giduuu. Tapi rata-rata yang baca malah bilang ceritanya so sweet. Hem. Yah begitulah. Let's say I'm not capable enough to play those people's emotion.

Tapi ya gitu. It all didn't begin with a spark. Yang began with a spark mah Catching Fire dong loh hahaha coba deh kalian cek trailer-nya. Loh kok makin ganyambung. It all began with a Sparks Fly, one of many my favourite songs from my twinsista Taylor Swift. Coba deh dengerin dan pahami liriknya. Pernah ga sih lo ketemu seseorang, yang lo tau ga baik buat kalian, yet you can't help it but fall for them? Pernah ga sih lo ketemu seseorang, yang tiap dia ada lo berharap semesta menyingkir dan ngasih spasi buat kalian berduaan? Ya kira-kira gitu sih.

Then gue mikir, siapa ya orang yang such makes me droll, makes me seeing sparks fly whenever he smiles? Gue sadar, udah ga ada. Sekian lama gue ga ketemu dia, komunikasi awkwardly seadanya, dan sibuk dengan sekolah dan pelajaran dan les dan hura-hura, tanpa sadar that feeling terkikis. Sedikit demi sedikit, but let's think, a lil bit too scientific, banyak gedung yang roboh karena erosi yang menggerus tanahnya pelan-pelan, bukan?

Buat gue, it's such odd, karena gue gampang jatuh cinta dan biasanya pasti ada orang yang gue sayang di suatu masa. Tapi ini ga. Either I'm coming off too nonchalant or bitter, or maybe (dan ini yang gue takutin), hati gue udah masang perisai.

Let's say I'm still waiting for someone who makes me catching sparks fly whenever he smiles.

Oh iya anyway gue mau survey dooong, dari ketiga cerbung gue, mana yang paling kalian suka?

1. Indefinitely, Maybe 1 dan 2 dan 3,
2. Every Rose Has Its Thorn 1, 2, 3, 4, 5, 6, atau,
3. Waiting for An Eiffel Kiss 1 dan 2

Let me know what you think! :D
(PS. I'm not Irene!)

Aucun commentaire:

Enregistrer un commentaire