lundi 20 juin 2011

Dokter Termurah di Dunia, Berobat Hanya 2000!

Pernah nggak kamu membayangkan, Oma atau Opa kamu tinggal di pedalaman Irian untuk menjadi dokter inpres tanpa bayaran, meninggalkan kursi goyang dan sofa yang nyaman? "Ih, rugi bandar!" Mungkin sebagian dari kamu berpikir begitu, tapi tidak pernah, satu kali pun, pikiran seperti itu terbersit di benak Sudanto, dokter inpres di pedalaman Irian yang bekerja dengan upah seadanya.

Usia Dokter Sudanto sudah senja, 67 tahun! Usia segitu, harusnya kan, udah pensiun ya. Memang, Dokter Sudanto sudah pensiun sejak tahun 2003, cuma dokter kita yang satu ini tetap keukeuh mengabdikan dirinya untuk masyarakat hingga kini.

Lebih dari tiga puluh tahun Dokter Sudanto menjadi dokter di Abepura. Kisahnya dimulai ketika ia lulus dari Fakultas Kedokteran Umum (FKU) Gajah Mada tahun 1976. Sudanto kemudian mendaftarkan diri ikut program dokter inpres. Dia kemudian ditempatkan di wilayah Asmat, Irian Jaya (Papua). Selama enam tahun hingga 1982 dia bertugas di Asmat dengan melayani 4 kecamatan terpencil. Wilayah tugasnya benar- benar di pedalaman. Setiap hari Dokter Sudanto harus berjalan kaki merambah hutan dan rawa untuk menjangkau satu desa ke desa lainnya. Pasiennya banyak yang nggak mampu membayar jasanya dengan uang. Mereka hanya membayar dengan sagu, rempah-rempah, kayu bakar, dan hasil hutan lainnya.

Kata Dokter Sudanto, kebanyakan pasiennya mengalami malaria akut, kurang gizi, serta gangguan pernafasan. Setiap hari Sudanto buka dari pukul tujuh sampai sore. Rata-rata jumlah pasiennya per hari adalah SE-RA-TUS ORANG! BOOOMMM! Bahkan kata Sudanto, jumlah itu akan meningkat TIGA KALI LIPAT sehabis liburan! Alahmaaak, ngeri kali beta membayangkannya! :o

Dokter memang mengaku capek, tapi karena perannya yang ia sadari masih amat dibutuhkan, beliau tetap mengabdi pada masyarakat. Selesai menjadi dokter inpres tahun 1982, Sudanto mendedikasikan dirinya untuk bekerja di sebuah RSJ Abepura hingga pensiun pada tahun 2003. Sekarang, Dokter Sudanto membuka praktik di rumahnya di distrik Abepura! Atas pengabdiannya itu, UGM memberikan penghargaan Dies Natalis pada Sudanto dan 89 orang lainnya. Lima orang di antaranya, seperti Sudanto, juga mengabdi di daerah miskin dan terpencil. Wah, salut deh, Indonesia punya tenaga medis yang TOPCER kayak Pak Dokter Sudanto! Tepuk tangan yang keraaasss d^0^b

Aucun commentaire:

Enregistrer un commentaire