dimanche 19 juin 2011

Suku Amondawa, Suku yang "Jam Karet"

Waktu adalah uang, yuuup, itu memang berlaku untuk kita, masyarakat nomeden. Tapi, coba deh, kalau suatu saat kamu pergi ke Rodonia, perbatasan antara Brazil dan Bolivia, dan bertemu dengan suku Amondawa, coba tanya sama mereka jam berapa sekarang, hari apa ini, minggu keberapa dalam bulan ini. Coba lihat reaksi mereka!

Kalau reaksi suku Amondawa adalah bingung nggak ngerti, itu harus dimaklumi, sob! Karena dalam kosa kata bahasa Amondawa, nggak ada yang namanya "tanggal", "bulan", atau "tahun". Nggak bakalan ada birthday party dengan dress dan pinata karena orang nggak punya umur di sana. Dalam kehidupan sehari-hari, suku Amondawa cuma mengenal pembagian musim hujan dan kering, serta siang dan malam.

Yang unik dari suku Amondawa bukan cuma di situ aja, lho! Untuk mengenal senioritas dan posisi di suku ini, semua anggota suku ini wajib, kudu, harus, mesti, gapake sunnah, berganti nama bila ada anggota keluarga baru yang lahir. Nama mereka akan berubah karena terdahulu musti diberikan kepada anggota keluarga yang lebih muda. Jadi, ngerti kan, pembagian nama suku sama aja kayak pembagian warisan atau takhta kerajaan.

Suku Amondawa awalnya adalah suku yang terisolir, sama kayak beberapa suku terasing di Indonesia. Mereka mulai mengenal dunia luar sejak 1986. Mereka tetap melanjutkan tradisi mereka yang ngingetin gue akan zaman Mezolitikum, misalnya berburu, menjadi nelayan, dan berkebun. Wah, ternyata suku di Brazil sama aja ya, kayak suku di Indonesia! :o

Aucun commentaire:

Enregistrer un commentaire